Situasi alam saat ini semakin tidak bersahabat dikarenakan ulah manusia yang kurang bertanggung jawab. Bertumpuknya sampah, penebangan hutan secara liar sehingga menyebabkan efek rumah kaca. Hal ini mengakibatkan perubahan iklim hingga bencana alam yang merugikan.
Itu sebabnya butuh kesadaran bersama mewujudkan alam yang lestari. Hal ini tentunya membutuhkan kerja sama yang baik dari setiap orang serta para stakeholder.
Terciptanya Lingkungan yang lestari, bersih, serasi dan seimbang sangat diperlukan sebagai penentu kehidupan kini dan nanti. Hal ini perlu di terapkan melalui pemanfaatan lingkungan secara baik dengan memperhatikan pemeliharaan serta kelestarian lingkungannya sehingga akan terus berkelanjutan untuk dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Itu sebabnya pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan yang lestari sehingga kualitas hidup tetap terjaga. Kelestarian lingkungan yang tidak dijaga dengan baik akan menyebabkan sumber dayanya kian berkurang atau bahkan hilang.
Gathering Eco Blogger Squad
Sebagaimana yang telah dijalankan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) yakni sebuah asosiasi pemerintah kabupaten yang berfokus pada pembangunan serta pengelolaan lahan dan berkelanjutan.
Hadir pada saat itu, Ka' Ristika Putri Istanti Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) yang membahas
seputar menjaga Keseimbangan lingkungan, ada sekitar sembilan Kabupaten meliputi Aceh Tamiang, Siak, Kapuas Hulu, Musi Banyuasin, Sanggau, Sintang, Gorontalo, Sigi, dan Bone Bolango dan 26 mitra pembangunan yang bertransformasi dan berpartisipasi menerapkan Ekonomi Hijau.
Pada 2030, LTKL mamiliki target yang ingin dicapai yakni berupaya mewujudkan visi dan misi terciptanya ekonomi lestari, meliputi :
- Berhasil menjaga Lima puluh persen (50%) hutan, gambut, dan ekosistem penting; serta mensejahterahkan 1 juta keluarga di kabupaten anggota LTKL.
- Berhasil mengembangkan Jejaring Gotong Royong pembangunan lestari multipihak.
- Berhasil menyusun rancangan Pembangunan Lestari yang dapat direplikasi oleh seluruh kabupaten di Indonesia.
Tujuan dari LTKL adalah mendorong keseimbangan konsep ekonomi konvensional yang berbasis perkebunan monokultur menuju pada konsep ekonomi baru yang berbasis alam misalnya bioekonomi dan ekonomi restoratif yang lebih kepada hilirisasi produk bernilai tambah berbasis alam serta keanekaragaman hayati yang dikelola secara kolektif oleh masyarakat lokal.
LTKL bekerja dalam lima pilar :
- Kebijakan dan informasi perencanaan
- Tata kelola Multi pihak
- Inovasi Investasi
- Mengukur proses Kemajuan
- Amplifikasi Narasi
Kemudian ada Ka Esty Yuniar juga dari Semesta Sintang Lestari yang memperkenalkan Bischo merupakan biskuit cegah stunting yang terbuat dari ikan gabus atau toman dan mengandung omega 3, omega 6, serta omega 9. Biskuit Bischo ini baik untuk diberikan kepada anak-anak karena bermanfaat untuk mencegah stunting dan membantu meningkatkan kecerdasan anak.
Produk biskuit Bischo berbasis alam sebagai upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang untuk mewujudkan konsep Sintang Lestari. Pembuatannya melalui ekstraksi protein hewani (Albumin) dari ikan gabus atau ikan toman dimana itu nanti dipisahkan lalu dijadikan bubuk.
Kabupaten Sintang menjadi salah satu percontohan Kabupaten Lestari yang bukan sekedar menyuarakan pemeliharaan lingkungan tapi juga pemberdayaan melalui produk dan program yang inovatif dan kreatif. Sehingga potensi produk lokal yang inovatif, solutif dan kreatif yang ramah lingkungan bisa terus berkembang.
Kegiatan gathering #EcoBloggerSquad saat itu semakin menarik sebab Ka' Dian Tamara dari Pancaran Sinema menantang kami untuk dala seni kreativitas Kliping dari bait lagu Warisan lintas zaman yang dibuat seperti scrapbook menggunakan berbagai macam bahan-bahan dari alam seperti daun-daun kering dan ranting serta serta bahan lain yang dapat didaur ulang seperti kertas tak terpakai. Semua bebas berkreasi, yang kemudian di kumpulkan menjadi kliping dan tersusunlah bait lirik lagu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar