Pernah mendengar istilah sustainable beauty ? Yakni sebuah konsep pada dunia kecantikan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penerapan produk kecantikan berbahan organik ini bukan sekedar daur ulang kemasan produk namun juga perihal pemilihan bahan baku serta mencakup praktik yang etis dalam setiap tahap produksi, termasuk cara memperoleh bahan-bahan, proses produksi, hingga pengemasan produk.
Bisa dibilang konsep sustainable beauty merujuk pada konsep produk kecantikan yang mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, hingga ekonomi. Tak lain tujuannya adalah menciptakan produk dan praktik yang lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan secara keseluruhan.
Prinsip Sustainable Beauty
- Formulasi yang bersih, alami, dan tidak berbahaya bagi tubuh serta memiliki manfaat jangka panjang
- Cruelty free yakni tidak membahayakan makhluk hidup lain dalam proses pembuatan produk tersebut
- Produk packaging minim sampah dan memberikan sesedikit mungkin dampak untuk lingkungan dimana bisa diisi ulang, didaur ulang, atau digunakan kembali
- Menjunjung asas etika dan sosial yang menerapkan praktik bisnis etis, seperti memperhatikan dan memenuhi hak pekerja, kesetaraan serta melakukan dukungan terhadap komunitas
Online Gathering “Glow & Grow: Beauty that Rebuilds”
Pada Jumat, 25 April 2025, Aku berkesempatan ikut workshop bertema Glow & Grow: Beauty That Rebuilds bersama #EcoBloggerSquad dan Ka Yenni Anggraeni, COO/ Founder Arcia yang membahas lebih jauh perihal sustainable beauty atau kecantikan berkelanjutan, serta alasan yang logis betapa luas manfaat penggunaan produk berbahan ramah lingkungan yang dasarnya bukan sekedar merawat diri tapi juga cenderung planet-friendly.
Ka Yenni menjelaskan bahwa sejauh ini Industri kecantikan telah menghasilkan kurang lebih 120 miliar unit kemasan setiap tahun dan tidak sedikit dari produk tersebut nyatanya menggunakan bahan kimia yang bisa merusak ekosistem serta kesehatan manusia.
Di lain sisi, overkonsumsi masyarakat kerap kali menyisakan tumpukan produk kedaluwarsa di lemari dan pada akhirnya, di tempat pembuangan akhir (TPA).
Berangkat dari keresahan ini Ka Yenni bersama sang suami, Ka Hadi Susanto mendirikan Arcia sebuah brand di industri kecantikan yang menghadirkan produk berbahan alami, etis dan ramah lingkungan pada 2019. Bukan perkara mudah saat itu, meskipun banyak penolakan kegigihan mereka pun mendapat apresiasi pada akhirnya.
Arcia, Produk Lokal Berbahan Organik dari Kalimantan
Arcia merupakan UMKM yang bergerak di bidang industri kecantikan berbahan organik dari endemik asal Kalimantan Barat. Adapun bahan organik yang digunakan dengan kandungan yang memiliki manfaat adalah mentega tengkawang, yakni bahan endemik dari Kalimantan yang bermanfaat untuk melembutkan dan melembapkan kulit. Selain itu ada juga minyak kemiri, minyak kelapa murni, dan lidah buaya.
Arcia Terus berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan kandungan yang ramah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan hidup petani. Mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi.
![]() |
Sumber gambar : IG @arciaofficial.id |
Adapun beberapa produk organik yang diproduksi diantaranya pelembab kulit atau body lotion dan minyak rambut dari tanaman khas Kalimantan Barat, Tengkawang. Arcia sudah mengantongi izin produksi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) dari BPOM, dan izin edar untuk produk yang dihasilkan oleh BPOM, serta sertifikasi halal dari LPPOM MUI.
Pada tahun 2022, Arcia mendapatkan penghargaan Anugerah Bangga Buatan Indonesia yang diberikan dalam acara Gernas BBI (Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia). Untuk pemasaran produk Arcia sudah dilakukan secara online baik melalui media sosial ataupun marketplace.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, tidak sedikit yang sudah beralih dan memilih produk ramah lingkungan yang lebih eco-friendly.
Beberapa alasan Kelebihan menggunakan produk organik berkonsep sustainable beauty :
Ramah Lingkungan
Produk kecantikan yang cenderung menggunakan bahan kimia cukup berdampak negatif bagi lingkungan. Bahan-bahannya cenderung dapat mencemari air dan tanah saat dibuang. Sebaliknya, produk kecantikan organik menggunakan bahan-bahan alami yang lebih mudah terurai dan tidak merusak lingkungan.
Aman dan Bebas Bahan Kimia
Produk kecantikan organik terbuat dari bahan-bahan alami yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dampaknya bisa menyebabkan iritasi, alergi, ataupun masalah kesehatan seperti di kulit misalnya. Produk organik lebih lembut dan aman digunakan bahkan di kulit sensitif sekalipun. Minim risiko alergi karena biasanya tidak mengandung parfum atau pewarna buatan.
Mengurangi Jejak Karbon
Produk kecantikan organik umumnya menggunakan kemasan ramah lingkungan, seperti kemasan yang dapat didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang. Selain itu biasanya juga diproduksi secara lokal dan menggunakan bahan-bahan yang bersumber secara berkelanjutan. Ini mengurangi jejak karbon dari transportasi dan produksi.
Mendukung Pertanian Organik
Praktik pertanian organik sebagai bahan baku produk tentunya lebih berkelanjutan sebab biasanya tidak menggunakan zat kimia seperti pestisida ataupun pupuk kimia yang bisa merusak tanah dan air. Hal ini juga turut mendukung dan membantu menjaga ekosistem serta keanekaragaman hayati.
Mendukung Kesejahteraan Hewan
Dengan memggunakan produk kecantikan organik berarti telah turut berkontribusi pada kesejahteraan hewan karena biasanya tidak melakukan pengujian pada hewan ataupun tidak menggunakan bahan-bahan yang tidak berasal dari eksploitasi hewan.
Memilih produk kecantikan lokal bukan hanya mendukung ekonomi lokal juga, tapi juga turut mendukung sustainable beauty yang baik bagi lingkungan. Penggunaan bahan alaminya bekerja lebih baik dan bisa digunakan untuk waktu yang lama.
Praktik Sederhana Membuat LipBalm Tengkawang
Dalam sesi gathering online #EcoBloggerSquad kami para peserta pun turut mempraktikan langsung yang dibimbing oleh Ka Yenni dalam membuat lip balm dari bahan alam endemik Kalimantan Barat.
Bahan-bahan :
- Mentega tengkawang (3.6g), Melembabkan secara alami dengan daya serapnya yang baik, sehingga nyaman digunakan tanpa meninggalkan rasa berminyak berlebih.
- Lilin lebah (4.9g), Menciptakan tekstur yang lembut, membentuk lapisan pelindung alami dan tahan lama.
- Minyak kelapa (11.2g), memberi kelembapan dan mengandung asam laurat dengan sifat antimikroba alami.
- Essential oil geranium (0.1g), memberikan aroma lembut dan manfaat menenakan dengan aroma rileksasi yang bikin nyaman.
- Vitamin E (0.2g), sebagai antioksi alami yang memperbaiki dan melindungi kulit bibir.
Peralatan yang dibutuhkan
- Kompor dan panci
- Spatula kayu
- Timbangan digital
- Mangkuk stainless
- Termometer
- Alkohol 70% (untuk sterilisasi alat)
- Sarung tangan dan masker
Cara Membuat :
- Sterilisasi alat dan area menggunakan alkohol 70%, jangan lupa gunakan sarung tangan dan masker.
- Campur minyak kelapa, mentega tengkawang, dan lilin lebah ke dalam panci. Panaskan dengan suhu mencapai 60–70°C.
- Setelah suhu turun ke sekitar 40–50°C, masukkan vitamin E dan essential oil
- Tuang ke wadah lip balm yang disiapkan. tunggu sampai dingin dan mengeras sempurna.
- Hasilnya produk bisa melembabkan bibir dan aroma essensial oil cukup nyaman.
Aku cukup exicted menyimak materi online #EcoBloggerSquad bertema Glow & Grow: Beauty That Rebuilds kali ini selain itu juga bisa praktik langsung membuat lip balm yang tentu akan berguna banget. Terlebih tinggal di negara beriklim tropis dan cuacanya yang cukup panas, dimana kulit bibir semakin mudah dehidrasi dan kering.
1 komentar:
Setelah ikutan ini tuh, aku jadi mikir ya. Cantik itu sebenarnya nggak mahal, di alam ini sudah disediakan, asal kita mau apa nggak mengolah dan memanfaatkannya. Sering kali konsep cantik nenek moyang tuh sekarang jadi bergeser jauh dengan standar ala media sosial yang justru nggak berpihak pada ekosistem. :(
Posting Komentar