Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Selasa, 20 Agustus 2019

So Klin Suarakan Gerakan Suistinable Fashion, Demi Kurangi Limbah Tekstil

Sumber Gambar : Pixabay
Tren busana yang ramah lingkungan atau dikenal dengan sustainable fashion saat ini tengah booming di industri fashion. Busana jenis ini menawarkan keunggulan, dimana bahan yang digunakan mudah diurai dan dikelola secara berkelanjutan. Sehingga, membantu mengurangi sampah pakaian yang kini kian menumpuk. 

Menurut data dari Ellen MacArthur Foundation, badan yang fokus mempelajari polusi industri mode, limbah bisnis tekstil di dunia dapat mencapai US$500 miliar per tahun. Sebuah angka yang cukup fantastis mengingat hal ini akan bisa berpengaruh pada kelestarian lingkungan. Beberapa pihak yang mulai menyadari akan hal ini, mulai bergerak untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan lebih lanjut. Dengan mempertimbangkan program daur ulang dan memgaplilasikan konsep suistinable.

Kita pun sangat bisa untuk berpartisipasi untuk melestarikan lingkungan dengan melakukan 3R :
1. Reduce dengan mengurangi membeli baju
2. Reuse memanfaatkan pakaian bekas layak pakai
3. Recyle melakukan daur ulang atas suatu produk pakaian dengan membuat bentuk lain sehingga memiliki nilai manfaat.  

Wings melalui produk unggulannya, So Klin menggandeng sekolah mode ESMOD Jakarta dan komunitas sosial Sadari Sedari untuk menyerukan kampanye sustainable fashion melalui talk show “Be Sustainable, Be Fashionable by So Klin” dalam rangkaian kegiatan Jakarta Fashion & Food Festival 2019 di Mall Kelapa Gading 3. Kegiatan ini merupakan langkah peduli So Klin untuk menghimbau masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengembangkan kreativitas melalui inovasi fashion yang berkelanjutan.

"Melalui kegiatan kampanye ini, kami ingin mengajak masyarakat Indonesia agar lebih peduli terhadap lingkungan, salah satu caranya dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan termasuk dalam hal berpakaian,” Joanna Elizabeth Samuel, Marketing Manager Fabric Care PT Sayap Mas Utama (Wings Group) mengungkapkan.

So Klin ingin mensosialisasikan cara perawatan produk fashion yang baik agar sampah garmen dapat diminimalisasi sedemikian rupa. sebagai konsumen Kita pun harus bisa bersikap bijak setidaknya harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana merawat pakaian  agar dapat bertahan lama, misalnya perawatan dengan deterjen yang tepat seperti kampanye So Klin White & Bright yang membuat warna pakaian tetap cemerlang.

"Perawatan pakaian merupakan salah satu kunci keberhasilan sustainable fashion. Selain berkreasi untuk tetap dapat menggunakan kembali pakaian yang ada, Kita dapat mengurangi sampah pakaian dengan menjaga warna dan tekstur pakaian tetap baik. So Klin White & Bright yang memiliki teknologi Optical Brightener akan menjadi solusi perawatan pakaian." Indy Barends selaku mc dan brand ambasador So Klin memaparkan.

"sustainable fashion sebenarnya bukan merupakan sebuah topik baru. Isu ini sudah ada sejak 25 tahun lalu di Perancis dan telah menjadi bagian dari gaya hidup saat ini. Konsep mode fashion seperti ini pun sudah tiba di Indonesia dan mendapat sambutan baik dari para desainer dimana kini sebagian besarnya mulai menggunakan bahan ramah lingkungan, teknik pewarnaan alami, dan yang tidak kalah penting yaitu menempatkan label tata cara perawatan kain." Patrice Desilles, Academic Program Head ESMOD Jakarta, menuturkan.

ESMOD Jakarta bersama So Klin memperkenalkan koleksi fashion ramah lingkungan berbahan dasar pakaian bekas dengan teknik upcycling artinya merubah yang lama menjadi yang baru dengan memodifikasi seperti menambah embellishment memakai beading, kain perca atau apapun sehingga memiliki nilai keindahan yang lebih.


Salah satu hasil karya yang berhasil mengundang decak kagum pengunjung. Adalah tumpukan Cocktail dress berwarna navy yang ternyata dibuat memakai 34 jaket denim bekas yang dipadu dengan material new fabric pada bagian bustier. Kumpulan jaket bekas tersebut menghasilkan gaun rok bersiluet lebar.

Selain itu, dari sisi sosial, sustainable fashion dapat diterapkan melalui berbagai kegiatan bermanfaat seperti  yang dilakukan lembaga non profit Sadari Sedari yakni dengan mengumpulkan pakaian bekas dan mengubahnya menjadi donasi sosial, atau juga menyumbangkan pakaian pada mereka yang memang membutuhkan.

"Biasanya Kami akan sediakan drop box di tempat-tempat strategis seperti cafe atau mal. Tapi, kalau pun tidak, kami akan info lewat Instagram alamat-alamat tertentu tempat orang bisa kirim baju bekas layak pakai mereka," Daendra Tjokomono ( HR Sadari Sedari  ) menuturkan.

Sadari Sedari telah bergerak sejak awal tahun 2018, programnya dengan menampung baju bekas layak pakai yang nantinya didonasikan untuk biaya pendidikan anak. Khususnya pendidikan kreatif sebab kreativitas tidak hanya dibutuhkan untuk membuat karya seni, tapi juga memecahkan masalah. Untuk di perhatikan bagi para donatur yang hendak menyumbangkan pakaian harus dipastikan dahulu jika baju bekas tersebut tidak robek, tidak bolong, maupun lusuh.




Pada kesempatan yang sama, So Klin bersama ESMOD Jakarta juga mengadakan workshop mengolah pakaian bekas menjadi layak pakai kembali. Selain itu, ESMOD Jakarta juga mengajarkan beberapa tips untuk melakukan mix and match pakaian agar bisa tetap dapat tampil modis tanpa selalu membeli baju baru. Kreasikan pakaian dengan aksesoris-aksesoris kecil. Bisa kancing-kancing unik, payet, dan aneka manik-manik.

Gerakan sustainable fashion yang kini telah banyak diadopsi ditenggarai sebagai solusi meminimalisasi pencemaran lingkungan dalam industri tekstil. Hal ini merujuk pada aktivitas memproduksi pakaian dengan mempertimbangkan lingkungan dan dampak sosial seperti menggunakan konsep serba-alami dan bebas pencemaran dalam segala prosesnya, mulai dari pemilihan bahan, pewarnaan, hingga pencucian

13 komentar:

gita siwi mengatakan...

Semoga dengan adanya gerakan ini bikin kita juga aware ya membantu menjaga lingkungan dengan tidak menumpuk pakaian dilemari.

Anisa mengatakan...

Waduh mengurangi membeli baju hihi. Kalau yang suka shopping gimana nih hihi

Meiga mengatakan...

Wah seru banget nih acaranya. Selain itu saya juga suka banget nih sama deterjen yang satu ini

Alvi mengatakan...

Kalau yang mendaur ulang itu juga harus membutuhkan kreatifitas nih ya Mbak

Hanni Handayani mengatakan...

menjadi fashionable tidak harus boros dalam berpakaian dan pernak pernik lainnya, saya mendukung program dari so klin jadi mengolah lagi pakaian yang tidak terpakai sehingga menjadi barang yang mempunyai nilai

Nia K. Haryanto mengatakan...

Keren dengan inovasinya. Jadi kepengen nyoba deh produknya. Selama inj pake SoKlin Liquid. Nyari ah, biar baju bersih dan awet cemerlang. Plus sayang lingkungan

Anis Khoir mengatakan...

Mau juga Ah mendaur ulang baju yang lama sehingga bisa dipakai kembali dengan modifikasinya dengan cara suistanable fashion kaya yang diajarkan oleh So Klin

TIAN LUSTIANA mengatakan...

Keren ya mix and match ala - ala gini jadi pakaian yang sudah lama pun masih bisa dipakai tanpa takut ketinggalan mode

Annafi mengatakan...

Cocktail dress-nya cakep ya mba, ternyata dari jaket denim ya 😍 sama kayak mba Nia, di rumah pakai yg so Klin liquid, mau coba pakai So Klin White & Bright

Tukang jalan jajan mengatakan...

dengan mempertahankan warna dan kebersihan, otomatis bisa mix and match pakaian lama. bisa tampil berani juga dengan model dan tabrakan warna. jadi merasa punya banyak koleksi ya kak

Eko Prasetyo mengatakan...

Acaranya seru banget iya, rame pula.
Tapi sy juga dirumah pake Soklin klw nyuci baju, karna bersih banget.

Valka mengatakan...

Itu serius mbak dressnya dibuat dari 34 jaket bekas? Widiiih... Keren banget! Enggak nyangka ya kalau pakaian bekas bisa dijadikan pakaian bernilai guna. Wah, aku perlu banyak belajar nih dalam mendaur ulang pakaian bekas.

Fenni Bungsu mengatakan...

Limbah dati industri fashion ternyata banyak juga ya. Sudah saatnya kita merawat pakaian agar lebih awet dan bisa gunakan soklin untuk perawatannya