Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Sabtu, 31 Januari 2015

Mengukir Cerita bersama hujan di Dieng.2

Lanjutan cerita perjalanan selepas dari Gunung Munara, saya berpisah dengan tim yang mayoritas dari bekasi di Stasiun Tanah Abang. Saya langsung menuju comuter line untuk turun di stasiun Sudirman dan dilanjutkan ke Plaza Semanggi lokasi titik ketemu dari tim plesir_id menuju Dieng.

Open trip kali ini saya sendiri tanpa mengenal seorangpun, walau agak ragu sebenarnya khawatir hari-hari selama perjalanan tidak menyenangkan namun praduga saya keliru, teman-teman sangat welcome dan tidak terkubu-kubu, meskipun ada beberapa yang berperilaku seperti itu asyik sendiri dengan kelompoknya.

Perjalanan kami tidak terlalu mulus sekitar jam 01 dini hari entah dikawasan apa tapi yang pasti sudah di luar kota Bandung, ELF yang kami tumpangi mengalami pecah ban. Alhamdulillah kami masih dilindungi, karena saat menyadari kondisi ban sudah sangat hancur beruntung si bapak sopir membawa ban serep. Ditemani gerimis dan pekatnya malam si Bapak sopir cukup berjuang memperbaiki kendala agar bisa segera melanjutkan perjalanan.

Kamis, 29 Januari 2015

Menapaki Langkah di Gunung Munara

Libur panjang tahun lalu banyak sekali dimanfaatkan banyak orang terutama pekerja utk merefrehkan pikiran dari kejenuhan melalui aktifitas sehari-hari. Travelling salah satu yang menjadi pilihan dan kini seakan sudah menjadi kebutuhan sekunder.

Sedikit berbagi cerita seputar perjalanan yang saya lakukan bersama beberapa orang kawan, berhubung keberangkatan saya ke kota Malang terpaksa harus batal akhirnya saya pun menyetujui sebuah perjalanan ajakan seorang teman ke kawasan Bogor, Gunung Munara tepatnya.

Titik ketemuan saya dengan teman dari rombongan bekasi adalah stasiun Tanah Abang, kami menggunakan commuter line dan turun di stasiun Cisauk. Disana kami menyewa sebuah angkot untuk mengantar kami ke daerah Rumpin kawasan situs Munara berada.

Senin, 26 Januari 2015

Weekend di Galeri Indonesia Kaya & mencicipi Lembutnya Ice Cream Ragusa

Pekan ke tiga dibulan Januari, saya berkesempatan untuk berkunjung ke lokasi yang cukup unik dan menarik. Bertempat di Grand Indonesia Lantai 8, Galeri Indonesia Kaya namanya. Sebuah tampat yang digagas menjadi ruang edukasi tentang kaya dan aneka ragamnya segala hal juga budaya Indonesia. Dikemas dengan teknologi digital yang disajikan secara interaktif dan menarik.
 Untuk menuju ke lokasi, bisa menggunakan busway jalur kota-blok M atau sebaliknya dan turun di shalter Tosari lalu jalan sebentar ke Grand Indonesia. Setelahnya berjalan menyusuri ke arah west mall. Lokasi tempat berdekatan dengan blitz mega plax 4D, Grand Indonesia.

Jumat, 16 Januari 2015

Libur Tahun Baru Ke Taman Wisata Alam Hutan Mangrove

Perjalanan kali ini lanjutan dari cerita melewatkan malam tahun baru seperti yang sudah saya tuliskan diposting sebelumnya. Saat itu masih pagi hari, kami keluar dari area masjid Baitul Ikhsan dan menyusuri jalan menuju shalter busway Bank Indonesia.

Ah...jarang sekali bisa menikmati jalan ibu kota yang damai seperti saat itu. Tanpa banyak kendaraan lalu lalang dan bukan pula car free day. Kami segera naik busway menuju kawasan kota dan menunggu teman lainnya. Setelah sudah lengkap, 6 orang kami melanjutkan perjalanan dan turun di shalter busway Pluit. Setelahnya kami naik angkutan umun kwk B-01 di pertengahan jalan mobil hanya terisi oleh kami dan akhirnya kami memutuskan utk chater saja setelah tawar menawar disetujui /org kami dikenakan Rp 10.000 karena untuk menuju lokasi cukup jauh dan tidak ada akses kendaraan publik yang melintas.

Kamis, 15 Januari 2015

Menanamkan Minat Membaca dengan Berkarya

Buku adalah jendela dunia, tentu slogan itu sudah lama menggema namun antusias masyarakat negeri ini masih sangat kurang terhadap kebiasaan membaca karena satu dan lain hal. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di negeri dengan kemajuan teknologi yang cukup tinggi seperti Jepang atau Jerman. Mayoritas dari mereka sangat gemar membaca dalam waktu dan kondisi apapun.

Kemajuan teknologi yang semakin pesat, menjadikan alat-alat canggih teknologi lebih diminati dibanding sebuah buku. Kebanyakan masyarakat sekarang lebih suka berselancar lewat internet, berintraksi lewat jejaring sosial, lebih gemar menghabiskan waktu bersama gadget. Alhasil, buku semakin tidak diminati, toko buku dan perpustakaan semakin sepi. Cukup sulit untuk bisa menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat tentang hakikat dan manfaat dari membaca. Ya, meskipun pada akhirnya banyak orang berasumsi membaca kini lebih mudah meski tanpa harus sebuah buku, pada akhirnya semua akan kembali dengan pernyataan setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menikmati dan mencari tahu tentang suatu hal walau tidak harus dengan membaca.

Senin, 12 Januari 2015

Hangout #100 Explore Doraemon Jakarta

Hari minggu pekan kedua di bulan Desember tahun lalu. Sebenarnya saya ada rencana penanaman mangrove dengan salah satu komunitas backpacker, namun berhubung mengejar bulan-bulan berikutnya adik saya yang sudah deadline untuk tugas akhir jadi rencana untuk ke #100 Explore pameran Doraemon dimajukan lebih awal. Kebetulan saya memegang struk pembelian tiket yang diskon khawatir jika terlalu lama tinta memudar dan tidak berlaku lagi.

Naik transportasi busway dari shalter Plumpang rute Tg.Priok-Pluit lalu transit di shalter gunung sahari untuk berganti busway menuju kawasan Ancol. Awalnya sempat kecewa karena informasi sebelumnya jika ingin ke pameran Doraemon maka dapat discount utk masuk Ancol, nyatanya hal itu tidak berlaku dan tidak ada informasi terhadap pihak Ancolnya. Ya, sudah kepalang tanggung HTM /orang Rp 25.000.

Jumat, 09 Januari 2015

Review Film : Assalamualaikum Beijing

Perfilman indonesia kini tengah diramaikan oleh karya-karya yang diadaptasi dari sebuah buku/ novel dan tak sedikit diantaranya mendulang sukses. Tentu masih ingat dengan film Habibie Ainun, 5cm, 99 Cahaya Langit Eropa, Tenggelamnya kapal van Der Wijk, Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta bertasbih dan masih banyak lagi. Seakan kini menjadi trend center sehingga membuat sebagian penulis diharapkan karya-karyanya untuk bisa diaplikasikan dalam visualisasi sebuah film. 

30 Desember 2014 menjelang penutupan akhir tahun, perfilman Indonesia di hiasi kembali dengan sebuah tayangan bergenre romansa religi. Diadaptasi dari novel berjudul Assalamualaikum Beijing karya Asmanadia mendulurkan kembali sebuah film yang menyegarkan, mencerahkan diberi judul yang sama
Jika Tak Kau Temukan Cinta, Biar Cinta yang Menemukanmu

Senin, 05 Januari 2015

Hujan dan Kerinduan


            Aku terus berlari,tak kuperdulikan rintik-rintik gerimis yang mulai membasahi. Tak pernah ku mengerti apa yang kurasakan kini, yang ada dalam pandangan dan fikiranku segera menemuinya serta meminta penjelasan padanya.
           Setibanya di tepi danau tempat kami biasa bertemu, aku segera mengatur nafas yang tersengal-sengal, dan Haikal seperti kebiasaannya sudah dengan posisi memunggungi menatap danau serta tangan yang dimasukan dalam saku jaketnya. Aku segera menghampirinya.
            “Haikal” panggilku
            Ia menolehkan pandangan, selalu nampak kaku tanpa ekspresi wajah yang tak bisa kupahami meski kami sudah bersahabat tahunan lamanya.
            “Apa-apaan ini, seminggu lagi kamu menikah dan kamu tidak pernah mengabari aku sebelumnya” Aku langsung mencercanya
            “Maaf” hanya itu yang keluar dari kata-katanya ia menundukan kepala      

Kamis, 01 Januari 2015

Perjalanan Cerita Malam Pergantian Tahun

Postingan pertama diawal tahun, sekelumit cerita yang saya lewati bersama seorang kawan di malam pergantian tahun masehi 2015. Niat awal kami memang ingin jauh dari kesan hura-hura terlebih di akhir tahun lalu bertubi-tubi bencana datang silih berganti menimpa negeri, tak layak rasanya berpesata pora tapi disudut lain tengah berduka. Sudah beberapa tahun terakhir, saya berusaha untuk mengisi pergantian tahun dengan bermuhasabah. 

Jika pada tahun-tahun sebelumnya di masjid At-Tiin namun untuk tahun ini saya alihkan ke lokasi lain yakni itikaf di masjid Baitul Ikhsan yang terletak di kawasan komplek perkantoran Bank Indonesia. Semenjak siang hujan turun tak juga reda, meski sempat diliputi kebimbangan saya memutuskan untuk tetap lanjut berjalan. Untuk menuju shalter bank Indonesia saya menggunakan busway dari shalter di cempaka mas menuju harmoni utk transit dan dilanjutkan ke lokasi tujuan. Tapi, tidak setibanya di shalter cempaka mas antrian sudan mengular panjang. Saya berpositif pasti antrian tidak akan lama. Tapi saya salah besar hampir 2 jam saya mengantri menunggu akhirnya bisa juga dapat busway. Tapi saya dapat kabar kalau perjalanan dari harmoni menuju blok-M sudah ditutup semenjak sore. Akhirnya kami memutuskan untuk ke istiqlal saja.