Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Rabu, 14 September 2022

Refreshing Sejenak Ke Curug Kiara dan Curug Batu Ampar

Perjalanan beberapa tahun silam ini bisa dibilang untuk 'meredam' kecewa lantaran waktu ke Sukabumi Cileteuh yang populer dengan air terjun yang deras, nyatanya kering banget. Memang saat itu tengah memasuki musim kemarau yang cukup panjang hingga sawah-sawah yang biasanya menghijau itu mengering kecoklatan.

Awalnya agak ragu, tapi akhirnya jadi juga pergi kesebuah wisata alam di Bogor. Selain sering dsebut kota hujan, Bogor juga kerap dijuluki 1000 curug karena memang di wilayah ini banyak sekali curug atau air terjun yang masih sangat alami.

Di Jawa Barat, air terjun sering kali disebut curug sedangkan jawa timur biasa menyebutnya coban. Air terjun merupakan fenomena alam yang terbentuk dari formasi geologi akibat arus air yang terus-menerus mengalir melalui bebatuan yang mengalami erosi sehingga, air jatuh ke bawah. 

Dari sekian banyaknya air terjun atau curug yang ada di Bogor, perjalanan saat itu adalah ke Curug Kiara. Lokasinya berada di kaki Gunung Menir dan masih berada di kawasan Taman Nasional Halimun Salak.

Beralamat lengkap di Kampung Raina, Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. Untuk menuju ke area ini diperlukan kendaraan bermotor dengan jarak tempuh dari kota Bogor sekitar kurang lebih 2 jam perjalanan dan akses menuju lokasi pun sudah cukup bagus.

Dalam satu kawasan ini terdapat beberapa curug diantaranya Curug Kiara, Curug Batu Ampar,Curug Seribu, Curug Susun, Curug Bidadari, dan lainnya. Saat memasuki area akan dimintai uang retribusi (tiket masuk dan biaya parkir).

Curug Kiara

Perjalanan menuju Curug Kiara, pengunjung harus menyusuri jalan setapak ditengah hamparan persawahan dan perkebunan milik warga. Kemudian dilanjutkan dengan menaiki jalanan menanjak yang masih terbuat dari bebatuan, tanjakannya lumayan curam jadi harus sangat berhati-hati saat melangkah.

Setelahnya akan menyusuri jalan drainase atau saluran air, dimana air yang mengalirnya sangat bersih dan jernih. Memang bukan sebuah perjalanan yang ringan sebab kemudian akan menapaki jalanan menurun yang terbuat dari bebatuan, di sepanjang perjalanan kerap kali dijumpai beberapa warung yang bisa di gunakan untuk beristirahat.

Selanjutnya harus melewati jalur trekking yang menurun sangat tajam, tidak ada pegangan sama sekali jalurnya pun begitu asri dan sejuk. Jalan terus sampai menemukan menemukan sebuah jembatan bambu, itu pertanda Curug Kiara semakin dekat. 

Curug Kiara berada di belakang tangga terhalangi oleh tebing yang cukup tinggi. Untuk menuju ke area nya maka harus menuruni tangga kayu yang sempit dan bersandar pada tebing batu. Harus ekstra hati-hati karena sangat licin.

Curug Kiara sebuah penamaan yang cantik namun belum mendapat jawaban perihal dibalik penamaan tersebut akan tetapi view yang disajikan cukup indah untuk dinikmati. Memiliki ketinggian kurang lebih 50 meter, untuk bermain air di persis bawah air terjunnya harus memiliki keterampilan renang yang baik, karena area tersebut cukup dalam.

Karena Aku tidak mahir berenang jadi bermain air dipinggirannya saja sembari menikmati ketenangan dan merasakan keindahan alamnya, itu sudah cukup menyenangkan karena airnya bening dan segar. Di pinggiran curug juga terdapat banyak bebatuan. 

Curug Batu Ampar

Selepas dari Curug Kiara, selanjutnya menuju Curug Batu Ampar. Medannya masih ada yang menanjak, menurun dan jalan setapak diantara semak-semak. Perjalanan ke alam memang dibutuhkan kewaspadaan lantaran jalanan yang dilalui cukup licin dan terjal.

Untuk mendekat ke curug, jalan yang harus dilalui adalah menyeberangi sungai kecil dan dangkal yang merupakan aliran dari curug. Ada banyak serakan bebatuan yang bisa jadi pijakan. Mungkin hal itu yang mendasari namanya Curug Batu Ampar (Batu yang mengampar/berserakan).

Area curug agak tersembunyi di antara tebing batu. Dibanding curug kebanyakan, Curug Batu Ampar tidak terlalu tinggi hanya kurang lebih memiliki ketinggian sekitar 6 meter. Airnya jernih dan sejuk. Dibandingkan Curug Kiara, Curug Batu Ampar lebih sering banyak dikunjungi. Mungkin lantaran trackingnya yang tidak begitu ekstrem.

Hari sudah beranjak sore, perjalanan ke curug bidadari tidak jadi dilanjutkan. Tapi menelusuri Curug Kiara dan Curug Batu Ampar yang menyajikan suasana yang asri dan sejuk serta bikin adem sudah cukup menjadi agenda menyenangkan untuk refreshing sejenak.


* Dokumentasi perjalanan lengkap ke Curug Kiara dan Curug Batu Ampar

2 komentar:

Anisa AE mengatakan...

Wisata alam itu selalu punya daya tarik tersendiri, apalagi kalau lihat air mengalir dan pemandangan hijau begini sudah seperti refreshing. Di Malang banyak tempat kayak gini air terjun, sumber, coban kalau curug belum ada. Terima kasih sharingnya!

fanny_dcatqueen mengatakan...

Wisata air terjun termasuk yg paling aku favoritin mba, Krn lokasi air terjun yg tinggi, jadi biasanya pasti sejuk. Aku slalu suka tempat sejuk dan dingin.

Trakhir kali 2013, kliling Jawa naik mobil, tujuan utama ya datangin air terjun2 yg tersebar di Jawa tengah dan Jawa timur.

Ntr kapan2 pengen jelajah juga Bogor dan sekitarnya, Krn aku tau tuh banyak air terjun di daerah sana. 👍. Blm sempet dieksplor aja kalo daerah situ 😅