Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Jumat, 06 September 2019

Gundala Film Super Hero Bernuansa Lokal

Sejak di publikasikan bahwa Indonesia akan punya film super hero, Saya sudah cukup antusias menantikannya. Sejauh ini Kita terlalu sering menikmati tayangan super hero dari negeri luar seperti milik Marvel atau DC.

Padahal, negeri kita pun kaya akan karya seniman berbakat dari komik yang pernah laris manis di era lampau. Berada di bawah naungan Jagad Bumi Langit, film Gundala menjadi pelopor 'super hero'  lokal ini. Diadaptasi dari komik Gundala Putra Petir karya Harya Suraminata (Hasmi) yang rilis pada 1969. Apalagi ketika mendengar bahwa Joko Anwar yang menyutradarainya, semakin dibuat penasaran, akankah film ini nanti mendapat sambutan positif sebagaimana karya sebelumnya di pengabdi setan.

Sumber gbr (IG) awedope.arts


Tetapi jujur saja, Saya sempat urung untuk menyaksikan lantaran ga respect dengan kostum yang digunakan di film perdananya ini. Sebab Saya sudah sering mendengar, kalau kostum Gundala ini dibuat di Amerika (jawabannya ada di film sekuel berikutnya) tapi yang tampil di film awal hanya seperti jaket kulit biasa dengan helm bersayap. Belum lagi banyak pro kontra dari film Gundala ini yang terbilang terlalu sadis bagi sebagian orang dan Saya sendiri bukan penikmat film dengan kengerian semacam itu.

Pada akhirnya, mumpung lagi luang Saya sempat juga menonton film Gundala di bioskop dekat rumah. Dan Saya terpukau dengan film Gundala ini, salut dengan karya dari Joko Anwar ini bersama team dan para pendukung yang terlibat. 8.5/10 Saya rasa cukup pantas disematkan untuk film Gundala ini.

Cerita bermula dari Sancaka kecil ( Muzakki Ramdhan ) yang harus mengalami getirnya hidup, ditinggal mati oleh ayahnya (Rio Dewanto) karena pertikaian dan sang ibu (Marissa Anita) yang pergi meninggalkannya. Sancaka kecil begitu terpukul, Ia harus melewati hidup yang kian kelam di jalanan. Berbagai kejadian, membawa Sancaka bertemu dengan Awang (Faris Fadjar). Darinya Sancaka belajar ilmu bela diri dan tentang kehidupan untuk tidak turut ikut campur pada urusan orang lain jika tidak ingin terlibat di masalah lainnya.

Sancaka dewasa (Abimana Aryasatya) menjadi seorang teknisi (disini Saya agak rancu sebab ada dialog yang menyatakan ia sebagai keamanan atau security) sebuah pabrik percetakan. Di suatu malam Ia disambar kilatan petir dan mengubahnya memiliki kekuatan tak terduga. Keadaan negeri yang pelik dipenuhi keresahan atas realita hidup yang penuh dengan ketidakadilan mengusik nurani Sancaka menjadi 'pahlawan'.

Film produksi Screenplay Films dan Legacy Pictures ini juga turut dibintangi deretan nama aktor papan atas seperti Tara Basro (Wulan), Ario Bayu (Ghazul), Lukman Sardi (Ridwan Bahri), Bront Palarae (Pengkor), Aqi Singgih (Ganda Hamdan), Cecep Arif Rahman (Swara Bathin), Asmara Abigail (Desti Nikita), Hannah Al Rashid (Cantika).  Kelly Tandiono (Mutiara Cempaka), Tanta Ginting (Ito Marbun), dan Dimas Danang (Hasbi).

Durasi film sekitar dua jam terasa sangat cepat. Hal itu dikarenakan cerita dari film ini memang tidak membosankan. Bukan sekadar aksi pukul-pukulan, atau perkelahian semata film ini juga menyajikan drama yang mendalam. Gundala tak lepas dari formula film superhero pada umumnya, Seperti, konflik, pertarungan batin sang jagoan, dan supervillain.

Ada beberapa scane yang mengundang gelak tawa, natural tanpa terkesan dipaksakan. Disisi lain beberapa scane nya memang ada yang terlihat agak sadis tapi porsinya tak terlalu berlebih (dibanding film psikopat yang pernah saya saksikan). Tapi memang reminder sebaiknya tidak menyaksikanya dengan anak dibawah 15 tahun.

Oh, iya setelah film berakhir jangan segera bergegas meninggalkan ruangan sebab akan ada post credite scane untuk sekuel berikutnya. Tampaknya Saya harus sedikit mengurangi ekspektasi soal Sri Asih (clue mucul di salah satu adegan film Gundala). Film Gundala mungkin tak sesempurna film besutan Hollywood yang memang sudah banyak berpengalaman, tapi bukan berarti film ini sangat minim kualitas. Nyatanya, tayangan yang disajikan dalam film Gundala ini patut di apresiasi dan sudah terbilang bagus bagi film nasional meski nuansanya dominan 'dark'.

20 komentar:

Zefy mengatakan...

pantesan akunya ga kenal dengan cerita gundala, ternyata keluaran tahun enam puluhan gitu ya. Kalau film action aku banget nih, semoga ada yang ngajakin nonton

Vita Pusvitasari mengatakan...

Wah selain Gatot Kaca ada Gundala ya Pahlawan Indonesia, apalagi Gundala sekarang difilmkan, dan bakalan ada sekuelnya :)

Ratna Kirana mengatakan...

Aku juga nonton Gundala, dan puas banget nonton filmnya.. Seneng banget ada superhero indonesia dan kesannya mahal, gak ecek2 kualitasnya!

Hidayah Sulistyowati mengatakan...

Jadi penasaran dengan peran Sri Asih, aku belum nonton film nya. Jadi tetep ya ada lanjutan nya, kudu nonton yang ini dulu kayak nya

Riska Ngilan mengatakan...

Sebenarnya nggak terlalu suka sama film sejenis Gundala ini tapi karena suami sudah pengen nonron dan penasaran karena ini film anak bangsa jadinya mau nonton juga. Masih penasaran apakah filmnya seperti film sejenis tapi produksi luar negeri ya mba?.

nurul rahma mengatakan...

Keren dan applaus buat Joko Anwar dan seluruh tim!
Bravooo
Ini sebuah masterpiece di dunia film nih
--bukanbocahbiasa(dot)com--

Larasatinesa mengatakan...

Minggu kemarin temen-temen kantorku nobar Gundala ini. Sayang aku nggak ikutan karena lagi banyak kerjaan. Baca ini bikin penasaran. Moga masih sempet buat nonton hehe

lendyagasshi mengatakan...

Oh...jadi Gundala ini seriusan pernah beken pada masanya yaa...
Seru banget pasti yaa...
Harusnya dibikin kaya Spiderman yang teruusss aja ada.
Kaya ceritanya gak pernah berakhir.

Sellicel mengatakan...

Aku belum nonton loh film ini. Pengen nonton sama pak suami gak jadi-jadi mba. Masih ada ga ya di bioskop?

Ika Puspita mengatakan...

Aku belum nonton film ini tapi kepengen nonton, apalagi ada Abimana *ish.
Semoga setelah Gundala ada lagi film2 hero asli Indonesia lainnya yg diangkat

Sally mengatakan...

Alhamdulillah gak ada spoiler hahaha maafin aku mbak Siti, soalnya aku belum nonton. Jadi pas baca artikel ini aku tenang. Rencananya malam ini aku dan pak suami mau nonton...

Intan Novriza Kamala Sari mengatakan...

Waduh, ini salah satu wishlistku yang belum kesampaian mbak. Baca-baca reviewnya makin pengen nonton. Apalagi bakal ada sekuel-sekuel selanjutnya ya mbak. Seruuu :)

ovianty mengatakan...

Cerita Gundala kecil miris ya, hidup sendiri dari kecil di jalanan hingga dewasa. Sampai akhirnya belajar beladiri dan bisa menjadi Gundala itu amazing, nggak ada yang tahu jalan hidup orang.

Yogieyoo mengatakan...

Sebenarnya Sancaka kerjaannya di pabrik bukan teknisi, tapi security loh. 😅

Siti Nurjanah mengatakan...

Iya itu pabrik percetakan surat kabar kan ?
Nah..ini sempet agak bingung sebenernya..dalam dialog dengan seniornya memang bilang bagian keamanan tapi scane yg digambarkan justru Sancaka lagi benerin mesin yang macet.

Tapi terima kasih utk koreksinya ka' nanti coba saya tambahkan di tulisan ☺️

Eni Martini mengatakan...

Aku kangen sama Gundala Putra Petir. Bacaan jaman jadul aelain Wiro Sableng ini. Inget bacanya ngumpet-ngumpet karena sama bapak boleh cuma baca buku pelajaran wkwkkw

Nyi Penengah mengatakan...

Aku belum nonton GUndala ya ampun
Belum selo terus mau nonton wkwkwk
semoga besok bisa nonton.

Ima Satrianto | www.tamasyaku.com mengatakan...

Wah Gundala akhirnya tayang ya. Rasanya lucu ya kalau ngeliat superhero yang ada di gundala.

Mildaini mengatakan...

gak kesampaian aku nonton film ini, padahal awal muncul iklannya pengen banget.moga bis the next deh pas tanyang perdana di TV, hahaha

Naqiyyah Syam mengatakan...

Belum pernah nontonnya dan baca infonya jadi makin penasaran. Beberapa menilai film ini sadis ya. Emang sebaiknya film usia 15 gak ajak anak-anak, bakal banyak hal yang terekam oleh anak-anak soalnya ya.