Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Senin, 25 September 2017

Pentingnya Memahami Keterampilan Penanganan Pertolongan Pertama

Pernahkah mendengar berita kematian seseorang karena keterlambatan penanganan? Dan hal itu sebagian besar di diagnosa karena denyut nadi dan jantung yang terhenti. Dalam sebuah penelitian, pernah disebutkan sekitar 50 percent, Sang korban meninggal ketika dalam perjalanan sebelum sampai rumah sakit. Oleh sebab itu, searusnya sebagian besar orang harus memahi teknik CPR.

Tahapan CPR (Doc.Pinterest)



Apa itu CPR ? Adalah merupakan singkatan dari CardioPulmonary Resuscitation merupakan teknik penyelamatan hidup dalam keadaan darurat, saat korban tidak bernafas atau detak jantungnya terhenti. CPR bisa kembali melancarkan aliran darah ke organ vital misalnya otak dan jantung. Aliran darah serta oksigen diharapkan dapat mengaktikan organ vital, sehingga fungsi tubuh bisa normal dan merespons pengobatan yang diberikan.


Dalam memperingati Hari Jantung Sedunia, Philips Indonesia sebagai bagian dari Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA) dan bagian dari pemimpin teknologi kesehatan, beberapa waktu lalu menyelenggarakan sesi pelatihan Resusitasi Jantung Paru (CPR) dan AlaluAcara terlaksana di XXI Club, Djakarta Theater, yang dihadiri sekitar 40 peserta yang terdiri dari Kementerian Kesehatan, Yayasan Jantung Indonesia, wartawan atau perwakilan kantor media dan blogger dalam upaya menyebarkan kesadaran tentang CPR bagi masyarakat yang lebih luas.


Dalam forum diskusi kegiatan acaa tersebut menghadirkan dokter spesialis jantung, dr. Jetty R. H. Sedyawan, Sp.JP (K), FIHA, FACC yang juga menjabat sebagai Sekjen PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), dr. Erizon Safari, MKK, Kepala Unit Ambulans Gawat Darurat (AGD) dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo, untuk membahas pentingnya meningkatkan kesadaran mengenai CPR di kalangan masyarakat umum.

Forum Diskusi Philips (Doc.Official Philips)

"Tiga menit pertama menjadi waktu terbaik, jika CPR dilakukan sesegera mungkin, ada kemungkinan besar korban akan bertahan hidup tanpa terjadi kerusakan pada otak. Namun, setelah masa tiga menit ini berlalu, semakin tinggi risiko korban menderita kerusakan otak." dr. Jetty R. H. Sedyawan, Sp.JP (K) memberi keterangan.

“Terlaksananya kegiatan ini tak lepas dari inisiatif yang telah dilakukan beberapa negara seperti Korea dan Singapura untuk meningkatkan kesadaran seputar henti jantung mendadak. Memberikan wawasan kepeada peserta yang hadir agar mengetahui bagaimana melakukan CPR dan menggunakan defibrillator dapat menyelamatkan nyawa,” ungkap Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips.

Keterampilan CPR harus bisa dikuasai, setidaknya bagi mereka yang bekecimpung dalam profesi dan dunia medis. Tapi, tidak terbatas pada itu saja, karena teknik penyelamatan ini harusnya bisa dikuasai oleh siapapun. 

CPR biasanya dilakukan oleh beberapa orang yang telah terlatih dan bersertifikasi. Dalam pelatihan selain teori, Kami pun coba mempraktekannya dengan boneka peraga. Setidaknya, berikut adalah beberapa tahap ketika melihat korban yang membutuhkan pertolongan CPR :


1. Coba panggil korban, tidak bereaksi maka goyangkan atau tepuk korban dengan lembut. 

2. Jika masih tidak ada respon, minta bantuan kepada orang sekitar untuk menghubungi ambulans dan membawa p3k.

3. Tempatkan posisi korban pada posisi yang tepat sehingga tidak semakin menciderai.

4. Tempatkan telapak tangan (salah satu tangan di tulang dada, Pastikan telapak tangan (heel of hand) tidak berada di ujung tulang dada. Berikan 30 kompresi dada, harus cepat seiring putaran detik dan keras tanpa henti. Tekan ke bawah sekitar 2 inci ke dada.

5. Angkat dagu dengan satu tangan. Pada saat yang sama, tekan dengan lembut dahi korban dengan tangan yang lainnya. Ini adalah salah satu cara membuka jalan pernapasan.

6. Melihat, mendengar, rasakan napas korban. Tempatkan telinga dekat dengan mulut dan hidung korban. Perhatikan gerakan dada. Rasakan apakah sudah ada hembusan napas.



7. Jika korban masih tidak bernapas, tutup mulut korban erat dengan mulut si penolong. Tutup hidung korban, biarkan dagu diangkat dan dahi di tahan dengan tangan lainnya. Berikan dua napas, setiap napas harus memakan waktu sekitar 1 detik dan buat dada mengembang.


8. Lanjutkan CPR (30 kompresi dada diikuti oleh 2 napas, terus ulangi) sampai korban sadar atau bantuan tiba.


Catatan : penanganan CPR untuk dewasa dan usia balita memiliki sedikit perbedaan. Dimana tangan yang digunakan, hanya cukup 2 atau 3 jari ketika menekan dada dengan tidak  menekan ujung tulang dadanya,  jangan sampai menekan tulang rusuknya, karena tulang-tulang ini masih ringkih dan dalam tahap pertumbuhan, rentan terhadap kerusakan.
Akan lebih baik dalam penanganan CPR disertakan kelengkapan AED yang berperan sebagai alat stimulator detak jantung portable menggunakan listrik tegangan tinggi untuk memulihkan korban Cardiac Arrest ( kehilangan kesadaran dan kemampuan bernafas normal )akibat serangan jantung dan lainnya. Penggunaan prosedur ini tidak terlampau berbeda jauh dengan CPR manual.

1. Setidaknya pastikan situasi sekitar aman bagi penolong dan korban


2. Aktifkan AED dengan menekan tombol ON. Ambil stiker pad, tempelkan pada dada korban dan pastikan pad menempel kuat dengan kulit dada korban.

3. Ikuti perintah yang diberikan AED yaitu lakukan Resusitasi Jantung Paru atau CPR sampai selama kurang lebih 2 menit. AED kemudian akan memeriksa kondisi detak jantung korban dan memerintahkan semua orang yang terlibat untuk tidak menyentuh korban.

4. AED akan memerintahkan penolong untuk menekan tombol Shock dengan perintah: “Shocking Advised”. Saat penolong menekan tombol Shock, AED akan memberikan sengatan listrik ke jantung korban dan penolong tidak boleh menyentuh korban saat pemberian sengatan berlangsung.

5. Penolong harus terus melanjutkan set yang sama sesuai perintah AED sampai paramedik datang memberikan bantuan atau hingga Sang Korban sadarkan diri. 



AED ( Automated External Defibrillators ) hanya boleh digunakan pada anak usia 8 tahun ke atas.

Materi Pelatihan CPR (Doc.Pri)
Pertolongan pertama yang bisa diberikan tersebut akan sangat membantu seseorang, bahkan, dapat menyelamatkan nyawa ketika ada yang tidak sadarkan diri akibat serangan jantung ataupun henti jantung mendadak.  Yang harus dikendalikan dalam penanganan ini adalah dengan menguasai rasa takut dan cemas. Ada baiknya,.rutin melakukan pelatihan agar keterampilan CPR benar-benar bisa di aplikasikan dan bermanfaat bagi sekitar.

6 komentar:

Ikrom Zain mengatakan...

alhmadulillah dulu pernah ikutan PMR, sedikit tau tentang RJP dan penanganan dislokasi sederhana
sebeneranya keterampilan ini penting buat semua orang,
kan kejadian gawat bisa terjadi secara tiba2

Anisa AE mengatakan...

Jadi nyesel dulu nggak 'ngeh' waktu ikutan PMR. Padahal penting banget ya? :'D

Esti Sulistyawan mengatakan...

Pengetahuan yang sangat bermanfaat. Setidaknya berguna untuk pertolongan pertama.

Agus rusdi mengatakan...

sebuah pengetahuan yang seharusnya diketahui setiap orang bagaimana kalau ke pantai tiba-tiba tidak ada orang selain kita dan yang perlu napas buatan

Unknown mengatakan...

Pernah juga nih dapat pelatihan kayak gini. Tapi ternyata susah juga bikin CPR ke bonekanya. Hihi. Gagal deh tuh boneka idup ...

Wichan mengatakan...

Pernah diajarin nih dulu waktu PMR, sama waktu pelatihan volunteer di PMI, tapi aku tipe nge-blank kalo pas ketemu kejadiannya. Hahhahaha