Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Rabu, 19 April 2017

Asal Mula Penamaan Gunung Slamet

Indonesia tak hanya kaya akan kelesetarian alam, unsur budaya tetapi juga khasanah legenda dari setiap daerahnya. Mulai dari Malin Kundang Sumatra Barat hingga kisah si Mananamakrdi dalam cerita asal muasal nama Irian. Hampir di setiap beberapa wilayah yang saat ini kerap dijadikan sektor wisata menyimpan sebuah kilas balik legenda yang diceritakan para tetua.
Cakrawala Samudra Awan Mt.Slamet (Doc.Pri)
Di pulau Jawa sendiri, banyak sekali tempat-tempat yang terhubung pada mitos dan legenda rakyat. Dari sekian banyaknya Saya akan menguraikan sebuah kisah tentang salah satu gunung terkemuka di Pulau Jawa. Slamet memiliki kisah dibaliknya, gunung tertinggi kedua di pulau Jawa ini sering kali dikaitkan dengan hal-hal berbau mitos. Ada dua versi yang cukup ramai di tengah masyarakat, satu sisi muasal penamaan Slamet berhubungan dengan tokoh pewayangan Semar, Gareng dan lainnya. Disatu sisi adalah cerita dari seorang tokoh islami yang diberikan keselamatan.


Namun, yang cukup termahsyur adalah cerita perjalanan seorang penyiar agama Islam dari Turki yang juga merupakan seorang pangeran bernama Syeh Maulana Maghribi, masyarakat menyebut beliau sebagai Mbah Atas Angin karena datang dari negeri yang jauh. Perjalanannya diawali dari Gresik pada abad ke 13.

Disuatu hari, usai menunaikan shalat subuh, Syeh Maulana melihat seberkas cahaya menjulang tinggi dari kejauhan, diliputi oleh rasa penasaran bersama abdinya bernama Haji Datuk, serta ratusan pengawal kerajaan. Mereka berlayar menyusuri ke arah sumber cahaya misterius tersebut, kala itu berada di arah barat hingga tiba di Pantai Pemalang - Jawa Tengah.

Beliau terus melangkah, dengan tidak melupakan tujuan awalnnya menyebarkan islam ke berbagai tempat, cahaya itu masih jauh dari pandangan, akhirnya Syeh Maulana meminta para abdinya untuk kembali ke Turki dan membiarkan Ia berkelana bersama Haji Datuk menemukan tujuan mereka. Terus berjalan hingga ke arah selatan dengan berjalan kaki, ketika melewati daerah Banjar tiba-tiba saja Syeh Maulana mengalami sakit gatal-gatal disekujur tubuhnya dan sulit disembuhkan.

Beliau tetap sabar dan ikhlas menerima sakit yang menderanya, dengan segenap ketakwaannya Syeh Maulana tak sedikitpun meninggalkan kewajiban beribadahnya, baik yang wajib maupun yang sunnah. Hingga di suatu malam, seusai menunaikan shalat Tahajud, Syeh Maulana Maghribi mendapatkan ilham untuk melakukan perjalanan ke Gunung Gora.

Bersama Haji Datuk, beliau mencari jawaban dengan melakukan perjalanan kesana. Setibanya di lereng Gunung Gora, Syeh Maulana meminta abdi setianya itu untuk meninggalkannya dan menunggu di tempat yang mengeluarkan kepulan asap. Ternyata lokasi itu merupakan sumber air panas yang memiliki tujuh buah pancuran. Kemudian, Syeh Maulana Maghribi memutuskan untuk tinggal sesaat di daerah tersebut, Beliau menggunakan sumber air panas tersebut sebagai penyembuhan dengan menggunakannya untuk mandi secara teratur.

Atas seijin Allah, penyakit gatal yang mendera syeh Maulana pun akhirnya sembuh total. Desa yang memiliki pancuran tujuah itu, kini dikenal dengan nama Batu Raden. Hal ini dikaitkan dari julukan abdi sanga raja yang setia dan jika di terjemahkan dalam bahasa jawa Batur Kang Adi. Syeh Maulana mendapat kesembuhan penyakit gatal dan keselamatan di lereng Gunung Gora maka beliau mengganti namanya menjadi Gunung Slamet.

Masyarakat setempat pun mempercayai jika Gunung Slamet memberikan perlindungan. Menurut sebuah ramalan kuno, jika Gunung ini meletus artinya bencana besar akan terjadi dan membuat Pulau Jawa terpecah menjadi dua bagian sama besar. Letaknya yang hampir tepat ditengah-tengah antara batas pantai utara dan pantai selatan, serta dikelilingi setidaknya 5 wilayah kabupaten yang berbatasan langsung (Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas, Purbalingga) dan 2 wilayah yang tidak langsung (Kabupaten Cilacap dan Kota Tegal) dimana jika di lihat di peta akan membentuk suatu garis lurus yang membelah pulau jawa.

Dari sisi vulkanologi, Gunung Slamet termasuk dalam gunung tipe kerucut dengan kadar letusan besar sebagaimana yang dimiliki krakatau. Letusannya akan melontarkan lava pijar dan materi lain ke udara hingga risiko terbesar adalah munculnya awan panas, hujan material hingga bom vulkanik.
Summit Mt.Slamet (Doc.Pri)
Saya pun tidak pernah menyangka dan diluar perencanaan untuk bisa menapaki Gunung Slamet, terlebih dengan banyaknya informasi pendakian yang cukup menyedihkan. Alhamdulillah perjalanan saat itu tidak mengalami kendala yang berarti. Dari hasil perbincangan Saya dengan seorang warga setempat, Mereka bersyukur sekali Gunung Slamet tidak menimbulkan dampak merugikan berlebih. Seperti erupsi yang beberapa kali terjadi, letusan Gunung Slamet tidak membawa korban jiwa karena lontaran materialnya biasanya jatuh ke kawah sendiri. Palingan hanya jalur pendakian ditutup hingga situasi kondusif.

Baca Juga : Cerita Perjalanan Gunung Slamet 3.428 MDPL

Terlepas dari benar atau tidaknya legenda di sebuah wilayah, pada hakikatnya menyiratkan pesan moral yang baik. Seperti kisah Syeh Maulana Maghribi yang mencerminkan ketakwaan seorang hamba pada Tuhannya, ikhlas dalam menerima setiap cobaan dan gigih untuk mencapai tujuan.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Legenda Pariwisata Jawa Tengah 2017 Yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah"

16 komentar:

Wichan mengatakan...

Aku suka legendaaaa. Hahahaha. Dibilang generasi mitos juga bodo amat. Aku sukaaa cerita-cerita kek gitu.

Anisa AE mengatakan...

Perjalanan yang seru, Mbak. :D Udah dari tahun lalu pengen naik gunung. Tapi waktunya masih belum dapat.

Sulis mengatakan...

Yang aku ingat dr seorang teman yang pernah mendaki gunung Slamet..katanya gunung ini angker. Bener nggak mb..?

Rach Alida Bahaweres mengatakan...

Wah jadi tahu tentang sejarah gunung slamet.

MOTIVATOR SEMARANG mengatakan...

Weh kalau dari rumah saya cukup jauh tuh

Wuri Wulandari mengatakan...

Hooo jadi ada hubungannya dengan kisah Syeh Maulana Magribi toh.

Ruli retno mengatakan...

Mbaaa km keren banget sih ketahanan fisik nya bisa mendaki ke berbagai gunung

Anonim mengatakan...

itu gunung mitos apa gak si? kata nya 3 S ( Slamet, Sumbing, Sindoro ) karena berada pada segitiga gitu, jadi kalo udah naik slamet harus naik sindoro sama sumbing gitu

Siti Nurjanah mengatakan...

akupun demikian. suka sama cerita seputar dongeng, legenda dan fiksi :D

Siti Nurjanah mengatakan...

semoga segera mendapat kesempatan ya Mba

Siti Nurjanah mengatakan...

semua lokasi alam punya cerita misterinya sendiri sih mba ;)

Siti Nurjanah mengatakan...

semoga tercerahkan ^_^

Siti Nurjanah mengatakan...

tp bukan berarti ga bs ditempuh :)

Siti Nurjanah mengatakan...

msh agak rancu sih Mba. karna ada yg mengaitkan dg kisah pewayangan

Siti Nurjanah mengatakan...

saya hanya suka menikmat keindahan alam aja Mba Ruli :)

Siti Nurjanah mengatakan...

ya..saya kurang paham. yg saya pernah dengar sindoro sumbing berhubungan dg tokoh kembar. tp kurang lengkap informasi yg didapet