Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Kamis, 15 Januari 2015

Menanamkan Minat Membaca dengan Berkarya

Buku adalah jendela dunia, tentu slogan itu sudah lama menggema namun antusias masyarakat negeri ini masih sangat kurang terhadap kebiasaan membaca karena satu dan lain hal. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di negeri dengan kemajuan teknologi yang cukup tinggi seperti Jepang atau Jerman. Mayoritas dari mereka sangat gemar membaca dalam waktu dan kondisi apapun.

Kemajuan teknologi yang semakin pesat, menjadikan alat-alat canggih teknologi lebih diminati dibanding sebuah buku. Kebanyakan masyarakat sekarang lebih suka berselancar lewat internet, berintraksi lewat jejaring sosial, lebih gemar menghabiskan waktu bersama gadget. Alhasil, buku semakin tidak diminati, toko buku dan perpustakaan semakin sepi. Cukup sulit untuk bisa menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat tentang hakikat dan manfaat dari membaca. Ya, meskipun pada akhirnya banyak orang berasumsi membaca kini lebih mudah meski tanpa harus sebuah buku, pada akhirnya semua akan kembali dengan pernyataan setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menikmati dan mencari tahu tentang suatu hal walau tidak harus dengan membaca.

Mungkin masih banyak orang yang belum menemukan satu titik kepuasaan dari kegemaran membaca, yang bisa saja karena berbagai faktor dan alasan. Padahal dengan membaca kita dapat menembus ruang dan waktu. Kita bisa mengenal dunia hanya melalui sebuah buku ataupun lembaran artikel, kita bisa menambah wawasan tentang suatu hal, kita bisa berimajinasi atau menjadi siapa dari tokoh yang kita baca. Intinya membaca adalah sarana belajar, guru, sekaligus teman. Ya..hanya dengan sebuah buku banyak orang memiliki kemampuan secara otodidak tentu saja dengan syarat tekun dan tak pernah menyerah untuk mempelajari sesuatu.

Percaya tidak, dengan membaca kita bisa berkarya, salah satunya menulis. Seseorang yang memiliki kegemaran membaca biasanya lebih peka terhadap sesuatu, lebih bisa merasa dan kebanyakan dari mereka menuangkannya kembali dalam sebuah tulisan entah itu berupa novel, cerpen, puisi,prosa dan lain halnya.

Dokumentasi Pribadi
Salah satu langkah kecil yang saya tempuh yakni dengan berkarya, selain karena memang suka menulis saya sangat berharap sekali tulisan saya bisa menyentuh hati orang lain yang membacanya,bahkan akan menjadi suatu kebahagiaan dan kebanggan tersendiri ada rasa puas yang tak terhingga jika suatu tulisan saya mampu merubah seseorang untuk bisa menjadi lebih baik.

Meskipun, tidak mudah untuk menarik minat baca masyarakat secara lebih luas tidak menjadikan menulis mati suri. Masih banyak beberapa komunitas yang masih perduli untuk tetap mempertahankan literasi kepenulisan tetap ada dengan membuat karya terbaik. Mengubah pola pikir bahwa menulis dan membaca bukanlah hal yang menjemukan. Banyak beberapa cara sebenarnya untuk menarik minat membaca, menumbuhkan semangat cinta buku sedini mungkin. Seperti halnya yang pernah dilakukan komunitas kepenulis FLP Jakarta yang saya bernaung dibawahnya, bersama beberapa rekan lain kami mengadakan sebuah workshop bertempat di WTC Matahari Mall, Tanggerang mengajak adik-adik dari Yayasan Yatim Mandiri dengan mengenalkan mereka untuk mencintai buku dan menulis untuk berkarya.

Dokumentasi Pribadi
Betapa senangnya kami melihat adik-adik yang begitu antusias dengan kegiatan yang kami usung. Mereka cukup bersemangat saat dibuat pelatihan menulis apa saja mengenai impian mereka. Senyum sumringah dan ceria menghiasi wajah mereka saat diberikan kenang-kenangan sebuah buku. Tidak salah jika ada yang mengatakan seorang anak adalah akar untuk menjadi tumbuh dan berkembang menjadi suatu pribadi yang baik ke depannya.

Pengaplikasian dalam suatu tindak nyata menumbuhkan semangat dan membaca bisa juga dilakukan lewat sumbangan buku kepada taman baca di sekitar. Seperti hal nya sebuah warung baca di dekat terminal Guntur,di Garut yang saya mendapatkan informasi ini dari sebuah komunitas pecinta alam dan kami berkesempatan untuk menyumbangkan buku-buku kami. Beberapa relawan yang menamai komunitas dan warung bacanya Sahabat Anak-Anak Nusantara merupakakan wadah keperdulian terhadap anak.anak disekitar lingkungan bahkan hingga pelosok sebagai ruang belajar dan bermain umumnya bagi mereka yang memiliki keterbatasan.Dan komunitas ini biasanya membuka donasi baik berupa uang atau sumbangan buku layak baca untuk adik-adik dan masyarakat  dibawah payung komunitas Sahabat Anak-Anak Nusantara.
Dokumentasi Pribadi Relawan SAAN
Saya cukup salut dengan para relawan-relawan ini yang masih mau perduli terhadap kemajuan dan kecerdasan anak-anak bangsa untuk berkembang dan menanamkan suka membaca buku. Sebuah langkah sederhana namun membawa manfaat besar karena dengan membaca tak ada kerugian yang di dapatnya, Selain pengetahuan dan wawasan.

Namun, kabar terakhir yang saya dengar lokasi warung baca ini terancam di hancurkan oleh PEMDA setempat, entah apa alasan pastinya. Hanya sangat disayangkan sekali lokasi yang justru membawa manfaat seperti ini tapi tidak mendapat dukungan penuh dari beberapa pihak.

Persentasi masyarakat yang suka membaca memang tidak sebanyak masyrakat yang menggemari games atau film maupun musik. Di sinilah uniknya, sebagian dari pecinta buku melakukan berbagai upaya dan revolusi untuk merubah tempat membaca yang nyaman sehingga tidak melulu menjadi lokasi yang menjemukan. Perpustakaan nasional atau perpustakaan daerah di beberapa lokasi di Jakarta misalnya, sudah dilengkapi alat berbasis teknologi sehingga memudahkan pengunjung untuk mencari buku yang ingin dibacanya. 

Ada juga tempat menarik berlokasi di Jakarta Selatan, tepatnya di Kemang, menyediakan tempat yang cukup nyaman untuk membaca. Reading Room namanya, laksana oase bagi pecinta buku. Tempat yang jarang sepi terlebih saat akhir pekan karena tempatnya yang cukup nyaman juga pilihan bukunya yang banyak terkadang menjadi lokasi favorite untuk komunitas pecinta buku untuk berkumpul.
Sumber gbr : www.streetdirectory.com
Seseorang yang gemar membaca tidak selalu identik dengan orang yang cupu dan berkaca mata tebal hingga orang menyebutnya "si kutu buku", banyak para intelektual justru berwajah rupawan. So.. tidak usah khawatir dan takut untuk menumbuhkan semangat juga cinta membaca.

Membaca sangat penting peranannya, seorang mahasiswa pasti butuh membaca untuk hipotesa tugas akhir maupun skripsinya, seorang guru harus mampu mempelajari dan membaca materi-materi yang diajarkannya begitupun seorang penulis sangat dibutuhkan membaca untuk menigkatkan kualitas kemampuannya. Ya, sebenarnya membaca menjadi kunci di setiap aspek dan profesi.

"Buku adalah jendela dunia, Membaca adalah sarana untuk melihat dunia, dan Menulis kita bisa mengubah dunia" 

“Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway Bingkisan Cinta Baca”

http://vitobuku.blogspot.com/2014/12/bingkisan-cinta-baca-sebuah-giveaway.html

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih atas partisipasinya, telah dicatat sebagai peserta :)

Siti Nurjanah mengatakan...

Terim kasih kembali. sukses untuk pelaksanaan GA nya

Jefferson L mengatakan...

zaman sekarang minat membaca anak-anak sampai remaja memang agak kurang. ini jadi problematika..
good luck ya give away nya! hehehe :)

Siti Nurjanah mengatakan...

kurang sekali bahkan sangat minim. Berbagai alasan sebagian besarnya seperti yang saya sampaikan.
Terima kasih :)