Laman

Sabtu, 29 Juni 2019

Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Saatnya Pahami Pola Hidup Sehat


Rokok sudah tak asing lagi di kehidupan. Hampir di setiap sudut kota bisa ditemui  orang-orang yang sedang menghirup lintingan tembakau tersebut. Baik di tempat makan, tempat wisata, area terbuka seperti taman begitu banyak berseliweran para perokok. Padahal sudah begitu banyak disuarakan akan dampak negatif dari rokok yang bisa ditimbulkannya pun juga pada kemasannya.

Beberapa zat yang terkandung di dalam rokok bisa menyebabkan kanker serta mengiritasi semua organ di dalam tubuh termasuk mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Terdapat sekitar 5000 senyawa berbeda dan sebagian bersifat racun bagi tubuh, hanya dari asap rokok saja. Kandungan rokok yang bersifat racun tersebut berpotensi merusak sel-sel tubuh.

Pada tanggal 31 Mei setiap tahunnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara global mengadakan World No Tobacco Day, atau Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Kegiatan tahunan ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai dampak berbahaya dari penggunaan tembakau yang umumnya terkandung dalam rokok.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui sub bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM)  sudah menerapkan banyak kebijakan untuk mendukung gerakan pengendalian rokok yang juga menitik beratkan peringatan tidak hanya bagi perokok aktif namun juga bagi perokok pasif yang perlu juga diperhatikan.

Pada tanggal 18 Juni 2019, diadakan workshop blogger kesehatan Cegah dan Kendalikan PTM sebagai bentuk peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2019 dilaksanakan di Royal Kuningan Hotel - Jakarta. Melalui kegiatan ini diharapkan sosialisasi akan bahaya merokok terus meluas sehingga kesadaran akan bahaya rokok bisa lebih terarah.

dr Cut Putri Arianie (Doc. P2PTM Kemenkes RI)
Sebagai pembicara pertama, hadir dr. Cut Putri Arianie, Direktur P2PTM mengatakan bahwa saat ini sudah terjadi transisi epidemologi, dimana trend penyakit tidak menular (PTM) menjadi semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

Ditenggarai, ada beberapa penyebab utama Kematian dan Penyakit Tidak Menular, yakni (1.) Hipertensi (2.)Diet tidak seimbang (3.) Gula Darah (4.) Tembakau (5.) Kegemukan dan (6.) Polusi udara.

Iya salah satunya adalah rokok dimana pada umumnya bahan dasarnya adalah tembakau. Jika saja para perokok aktif menyadari bahwa merokok adalah pintu gerbang dari segala penyakit, seperti kanker, obesitas, hipertensi, stroke, jantung, dan lainnya.

Kementerian Kesehatan, telah membuat pedoman gizi seimbang, yang difokuskan pada peningkatan konsumsi sayur dan buah serta melengkapi protein hewani. Masyarakat di himbau untuk mengurangi lemak serta minyak dan membatasi gula juga garam.

Penyakit tidak menular bisa dihindari dan ditekan angkanya jika semua pihak bersedia bersama-sama mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan setidaknya dengan menghindari dan mengurangi faktor-faktor risiko.

Berikutnya dr.Theresia Sandra Diah Ratih dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular kasubdit penyakit paru kronis menjelaskan kebijakan pencegahan dan penularan PTM.

Dalam sebuah data yang di paparkan, sekitar 80% PTM disebabkan oleh perilaku tidak sehat:
1.) 26.1% kurang aktivitas fisik
2.) 93.5% kurang konsumsi mengonsumsi buah dan sayur untuk anak diatas 10th.
3.) 36.3% diatas 15th konsumsi rokok
4.) 4.6% diatas 10th konsumsi alkohol.

Saat ini penyakit tidak menular banyak dialami dari usia muda, karena adanya gaya hidup yang tidak sehat sudah barang tentu hal ini mempemharuhi biaya yang dibutuhkan pasti cukup besar. Penyebab Penyakit Tidak Menular salah satunya terletak pada masalah gizi dimana Indonesia adalah menempati posisi ke 3 masalah gizi dari 17 negara.

Pun demikian juga dengan merokok dan kurang gerak dapat meningkatkan risiko pembekuan darah yang dapat menghambat aliran darah ke jantung. Pola makan buruk (tinggi kalori, lemak, kolesterol, gula, dan garam) dapat memicu penumpukan plak dalam pembuluh.

Gaya hidup tidak sehat juga dapat mengacaukan produksi hormon dan enzim tubuh, termasuk produksi insulin. Padahal, insulin berperan penting untuk mengatur gula darah dan tekanan darah.

Tahun 2025 menjadi target pengendalian  keberlanjutan pembangunan atau SDG's Penurunan konsumsi tembakau dan garam jadi fokus untuk mengurangi resiko jantung, paru, stroke dan obesitas.

WHO meluncurkan strategi pengendalian dampak tembakau melalui enam kebijakan yang disingkat MPOWER: (M)onitor penggunaan tembakau dan kebijakan pencegahannya, (P)erlindungan terhadap asap rokok, (O)ptimalkan dukungan untuk berhenti merokok, (W)aspadakan masyarakat akan bahaya tembakau, (E)liminasi iklan, promosi dan sponsor rokok, (R)aih kenaikan cukai rokok.

Ada beberapa langkah untuk mengoptimalkan layanan berhenti merokok misalnya di sekolah dengan melalui konsuling pribadi maupun konseling kelompok. Atau bisa juga melalui layanan fasilitas kesehatan dengan layanan berhenti merokok melalui nomor 0-800-177-6565.

Bidang Kemenkes telah menghimbau masyarakat menjalani gaya hidup sehat, melalui program CERDIK yang merupakan singkatan dari :

  • Cek kondisi kesehatan secara berkala, termasuk berat dan tinggi badan sampai kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.
  • Enyahkan asap rokok dan berhenti merokok.
  • Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari, seperti olahraga, berjalan kaki, lakukan aktivitas fisik dengan teratur.
  • Diet dengan gizi seimbang, konsumsi makanan sehat, makan buah dan sayur. Hindari makanan manis yang berlebihan dan minuman berkarbonasi.
  • Istirahat yang cukup, pastikan mendapatkan tidur yang cukup dalam sehari, setidaknya tidak kurang dari tujuh atau delapan jam.
  • Kelola stres dengan baik.

Gathering Blogger Crony dan Kemenkes (Doc. Elly.N)
Kemudian Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, Salah satu pengurus PERSAGI dan Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) membahas tentang Diet Seimbang dan Aktivitas Fisik.
Dikatakan bahwa tubuh manusia memiliki kemampuan menyerap segala macam zat gizi yang masuk dalam tubuh. Pola konsumsi gizi dapat mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang. Semakin beragam pola konsumsinya akan semakin tercukupi kebutuhan gizi.

Akan tetapi, kebiasaan masyarakat pada umumnya yang menyukai makanan manis dan asin serta makanan dengan kandungan minyak berlebih. Ditambah kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah menyebabkan perubahan gaya hidup yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik sehingga berpotensi menyebabkan obesitas.

Akibat yang bisa ditimbulkan karena obesitas adalah sel lemak membesar dan menghasilkan mediator inflamasi resistensi insulin. Bahayanya dari obesitas adalah salah satu penyebab faktor resiko memicu timbulnya penyakit tidak menular.

Salah satu upaya dalam mengatasi obesitas adalah pengaturan makan yang sehat. Salah satunya adalah dengan mengurangi kalori dan menjalani program diet sehat yang tepat. Akan lebih baik dibawah anjuran dokter dan pakar gizi.

Pola diet di seluruh dunia memiliki jumlah dan jenisnya masing-masing. Di Indonesia, beberapa pola jenis diet yang banyak ditemukan adalah diet keto, diet golongan darah, diet atkins, diet mediterania dan juga diet makanan mentah.

Dalam memahami pola hidup sehat tentu tak lepas dari asupan nutrisi, dan gizi harus terpenuhi dengan seimbang. Ada berbagai manfaat dari zat gizi misalnya saja mengatur metabolisme tubuh, memelihara dan mengganti jaringan tubuh, mendukung pertumbuhan, serta berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh. Berdasar kelompok jumlah, Zat Gizi terbagi menjadi :

a. Zat gizi makro

Merupakan zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat, protein dan lemak. Zat gizi makro ini biasanya menggunakan satuan gram.

B. Zat Gizi Mikro
Merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit. Yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk sebagian besar mineral dan vitamin. Contoh zat gizi mikro di antaranya adalah beragam jenis vitamin mulai dari vitamin A, B, C, D, E , K  dan berbagai jenis mineral seperti zat besi, yodium, dan sebagainya.

Kunjungan ke Rumah Sakit Kanker Dharmais

RS Dharmais
Pada hari berikutnya yakni 19 Juni 2019, Blogger yang turut serta pada kegiatan workshop kesehatan terbagi kedalam beberapa kelompok untuk berkunjung ke rumah sakit berbeda. Saya dan 8 orang lainnya kebagian berkunjung ke Rumah sakit Kanker Dharmais. Merupakan salah satu rumah sakit kanker yang memiliki unit pelayanan terlengkap dengan dokter dan staff ahli berkompeten. Dengan fasilitas memadai dalam penanganan serta pengobatan.

Unit kesehatan yang beralamat di  Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 84-86, Slipi, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11420 sejauh ini telah menjalankan peran rumah sakit dengan fungsi utamanya melayani para pasien kanker dan melaksanakan peran penelitian serta pendidikan.

Prof. dr. H Abdul Kadir
Kehadiran Kami saat itu disambut hangat oleh beberapa staff, dokter dan Direktur utama Prof.dr.H.Abdul Kadir, Ph.D,Sp. THT, KL (K) MARS. Dalam sambutannya beliau berharap Rumah Sakit Kanker Dharmais bisa menjadi rujukan utama dalam penanganan Kanker yang di derita masyarakat.

Beliau berharap keberadaan Rumah Sakit Dharmais dengan fasilitas yang telah tersedia dan para ahli sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu lagi ke luar negeri untuk berobat kanker. Dan harus ada kepekaan untuk penanganan kanker sedini mungkin jangan sampai ketika berobat sudah memasuki fase lanjutan. Tak hanya proses penyembuhan yang lebih banyak tapi juga akan berpengaruh juga ke biaya yang tinggi tentunya.

Pasien yang banyak menderita kanker rata-rata adalah Wanita, karena dari 10 Jenis Penyakit Kanker , ternyata Kanker Payudara menjadi Penyakit Kanker yang paling banyak ditangani RS Dharmais. Sedangkan untuk Pria lebih banyak menderita Kanker Paru-Paru yang umumny ditenggarai karena banyaknya mengkonsumsi Rokok.

Dr Denny Joko Purwanto
Dr. Denny Joko Purwanto SpB (K) Onk, MM, mengungkapkan bahwa angka kematian akibat kanker payudara cukup tinggi karena banyak pasien datang dengan kondisi terlambat. Wanita harus mengetahui keadaan normal payudara sehingga dapat menyadari adanya perubahan pada payudaranya. Sedangkan bagi pihak medis, menemukan kanker secara dini membutuhkan upaya terpadu dan berkesinambungan untuk skrining dan deteksi dini kanker payudara.

Ada beberapa cara deteksi dini kanker payudara melalui :
  • Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
  • Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
  • Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
  • Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).

Unit Mobil Mammografi
Dengan di dampingi Dr Widyorini Lestari Hanafi Sp.OG (K) dan Ibu Endang dari Yayasan Kanker Indonesia, Kami juga diperlihatkan kelengkapan dari mobil mammografi. Salah satu jenis pemeriksaan sinar X yang khusus untuk payudara bertujuan untuk mendeteksi adanya tumor, kanker pada payudara. Dengan mobilitas ini sehingga bisa terjangkau lebih luas.

Adapun langkah yang dilakukan untuk menyadarkan deteksi kanker secara dini sebagai bentuk upaya pencegahan kanker payudara stadium lanjut, dengan sosialisasi deteksi dini ke beberapa daerah serta pengoperasian unit mobil mammografi, RS Kanker Dharmais bekerja sama dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI).

Unit Radiologi - dr Nurul Sufitri
Berikutnya adalah kunjungan ke lokasi instalasi dan Radiologi RS Kanker Dharmais. Dibawah arahan dr Nurul Fitri, Sp. Onk. Rad di perkenalkan dengan sebuah alat Scan trilogi, salah satu alat terbaru untuk menyembuhkan kanker. Alat ini menggunakan radiasi sinar gama untuk memusnahkan sel kanker di tempat tertentu. Dengan teknologinya setidaknya proses tidak terlalu lama dan sakit serta efek radiasi yang timbul lebih kecil dibanding sebelumnya.

Optimalisasi media Sosial

Usai kunjungan pada hari yang Sama, Kami segera bergerak untuk menuju Gedung Kementerian Kesehatan untuk mengikuti pemaparan berikutnya dari Dr. Rulli Nasrullah, M.Si atau yang akrab di sapa Kang Arul.

Di sampaikan saat ini media sosial telah menjadi sebuah channel yang semakin popular dalam dunia marketing bagi hampir semua jenis usaha. Cukup pilih platform yang mendukung tujuan  dan berikan pengaruh yang berarti di networkingnya. Bagikan konten yang menghibur, mengedukasi, dan juga dapat membantu memecahkan masalah follower/networking Kita. Yang terpenting, bagikan konten yang memang memiliki nilai informasi yang kerap dibutuhkan. Dengan memberikan konten yang berguna, secara bertahap Kita telah menciptakan branding yang kuat.


Website P2PTM : http://p2ptm.kemkes.go.id/
Twitter : https://twitter.com/p2ptmkemenkesRI
Instagram : https://www.instagram.com/p2ptmkemenkesri

11 komentar:

  1. Selamat hari tembakau sedunia juga ya Mbak. Tepatnya satu bulan yang lalu hehe

    BalasHapus
  2. Wah bener banget tuh Mabk sekarang saaatnya menegakkan pola hidup sehat

    BalasHapus
  3. Hmm merokok itu memang bisa membahayakan orangnya lho ya Mbak, bisa terkena penyakit

    BalasHapus
  4. Pola hidup sehat ini harus digalakkan nih. Seperti berolahraga dan juga minum air putih yang banyak

    BalasHapus
  5. Wah bener juga tuh ya Mbak. Thanks atas informasinya dna selamat hari tembakau sedunia

    BalasHapus
  6. Buat mengenyahkan asap rokok kalau menurut daku masih gampang susah, soalnya masih banyak yang suka sembarangan mengepalkan asap rokok

    BalasHapus
  7. Nice info kak!
    Aku juga bukan perokok, dan agak nggak suka juga kalo ada yang merokok apalagi yang sambil bawa kendaraan, takut banget kena bara apinyaa :(

    BalasHapus
  8. Jadi inget meninggalnya Bapak soetopo belom lma ini. Beliau bilang akibat menjadi perokok pasif akibat teman kantornya banyak yg merokok. Harusnya perokok itu memang hdp di wilayah khsusus mereka biar ngak kontaminasi orang lain hehehhe

    BalasHapus
  9. Aku gengges banget sama yg ngerokok kak. Alhamdulillah suamiku ga merokok dan kalo d liat presentase nya tinggi d rokok dan alkohol itu ya

    BalasHapus
  10. Papaku termasuk salah satu yang terkena Penyakit Tidak Menular dan disebabkan karena merokok. Beliau memang ngerokoknya kuat banget, ditambah minum kopinya juga juara.

    BalasHapus
  11. Soal rokok aku nggak berani terlalu banyak komentar, karena suamiku sendiri masih merokok. Tapi jujur sangat terganggu. Hanya saja kami belum mencapai kata mufakat soal berhenti merokok (setelah sekian lama, hiks). Nah, kalau kanker payudara, aku juga ada rencana mau periksa ke Dharmais. Karena dulu sebelum menikah itu ada benjolan di payudaraku. Tapi sekarang setelah menikah dan beranak pianak malah tidak teraba. Tapi kayaknya peru waspada juga.

    BalasHapus