Laman

Rabu, 15 April 2015

Cagar Budaya Betawi di Setu Babakan

Sebuah perkampungan yang kurang lebih luasnya 289 hektar, di diami  oleh sebagian besar notabane penduduknya adalah orang keturunan betawi asli. Berlokasi  di Srengseng Sawah, Jagakarsa - Jakarta Selatan cukup dikenal sebagai perkampugan betawi dimana kebudayaannya memang dilestarikan di sini. Mulai dari bentuk rumah hingga kuliner yang berjejer rapi memasarkan panganan khas betawi. Bahkan di waktu-waktu tertentu sangat ramai oleh pagelaran seni dan pertujukan budaya betawi.
Daerah ini dinamakan Setu Babakan karena terdapat sebuah danau  dengan kedalaman sekitar 1-5 Meter dimana aliran airnya berasal dari sungai Ciliwung bernama Setu/Situ Babakan. Tempat ini dipusatkan sebagai  tempat pelestarian dan pengembangan budaya betawi yang kini semakin lama kian tergerus dan terpinggirkan. Menjadi salah satu alternatif wisata sederhana bagi penduduk kota yang ingin lebih jauh mengenal kebudayaan betawi. Peresmiannya Sebagai kawasan cagar budaya baru dilakukan pada tahun 2004 tepat peringatan HUT DKI ke-474 oleh gubernur saat itu Bapak Sutiyoso saat masih menjabat.

Suasana yang masih asri dengan pepohonan rindang, kuliner beraneka ragam, pertunjukan seni dan rumah berpondasi kebudayaan betawi sangat kental terasa dan konon kabarnya sebagian sering digunakan untuk lokasi syuting-syuting layar kaca.


Setu babakan sendiri juga sudah dilengkapi berbagai fasilitas seperti Mushalla (orang betawi dahulu menyebutnya langgar), penyewaan sepeda untuk berkeliling kawasan, gallery, toko souvenir, sepeda air dan lain sebagainya.

pengunjung yang datang ke Setu Babakan tidak dikenai biaya sama sekali kecuali hanya biaya parkir sekitar Rp 2.000 - Rp 5.000.  area ini di buka dari pukul 06.00 -18.00.

Untuk menuju ke kawasan ini dapat menggunakan kendaraan pribadi atau bila ingin menggunakan transportasi umum kednaraan publik yang melintasi area ini adalah Kopaja 616 jurusan Blok M-Pasar Minggu.

Sebagai seseorang yang memiliki keturunan Betawi, saya cukup merasa bangga bahwa disatu sudut ibu kota, masih ada kawasan yang menjujung kebudayaan Budaya Betawi yang pada nyatanya semakin lama tergerus perkembangan modernisasi,industri dan pusat pemerintahan sehingga perlahan alkurasi Betawi kian luntur dengan banyaknya pendatang tanpa keterampilan mumpuni hingga menjadikan ibu kota memegang rekor penduduk terbayak di Indonesia.

16 komentar:

  1. Next time, kindly invite me to hang out to gether :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip..next time semoga waktunya bisa saling sinkron say

      Hapus
  2. Balasan
    1. sekali-kali berkunjung mba..banyak hal menarik terlebih saat HUT DKI

      Hapus
  3. Waah..masuknya ga ada biaya ya? Semoga semakin banyak yang mengunjungi..It's Free!^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..semoga semakin banyak pengunjung dan budaya negeri dapat lestari

      Hapus
  4. terima kasih telah berbagi info....
    salam kenal dan salam sukses......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. senang jika dapat terbatu dengan postingan ane
      salam kenal juga,,sukses pula utk anda

      Hapus
  5. Ini perlu dijaga ya, Mbak. Sungguh penting sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener banget. supaya kebudayaan daerah tak luntur karena modernisasi yg kebanyakan salah arah

      Hapus
  6. aku pernah sekali kesini... perlu dilestarikan sih yg kaya gini. biar gak hilang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mba. Cagar budaya sebagai mediasi agar kebudayaan nasional tetap lestari

      Hapus
  7. Aku juga pernah ke sini, malahan naik bebek2an keliling setu nya.... Seruuuu dan anakku bebas lihat dan pegang ondel-ondel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat tepat utk rekreasi bersama keluarga, selain kesenangan juga informasi budaya bisa diketahui anak

      Hapus
  8. Menarik juga ya dulu cuma prnh lewat dong

    BalasHapus
  9. Info menarik dan boleh sekali dicoba, Makasih buat infonya dan sukses selalu.

    BalasHapus