Laman

Jumat, 13 Desember 2013

Review Film 99 Cahaya Di Langit Eropa : Menapaki Jejak - Jejak Peradaban Islam di Benua Biru

Kali ini saya ingin mereview film 99 Cahaya Di Langit Eropa yang baru saja saya tonton bersama seorang teman kemarin malam. Film yang diadaptasi dari novel best seller karya Hanum Rais ini, berkisah tentang perjalanan seorang Indonesia yang menetap di negeri minoritas kaum Islam, Eropa. 
http://indosinema.com/wp-content/uploads/2013/11/poster-99-cahaya-di-langit-eropa.jpg
Hanum tinggal di Eropa untuk menemani suaminya menyelesaikan pendidikan dan gelar S3 nya di Wina, sebuah perjalanan dan kisah mengagumkan tentang sejarah islam dimulainya saat ia mengenal seorang wanita berketurunan Turki, Fatma Pasha.


Bersama dengan putri cantiknya yang ceria Ayesha, Fatma mengenalkan jejak-jejak islam pada Hanum. Awal perjalanan di mulai dari bukit Kahlenberg yang merupakan daerah pegunungan Wina yang masih menjadi bagian kecil dari  gugusan Alpen yang mengitari 7 negara Eropa. Di bukit itulah Dinasti Ottoman dari Turki terusir oleh tentara Jerman dan Polandia lebih dari 300 tahun lalu.

Perjalanan berikutnya adalah MuseumWina dan didalamnya juga terdapat gambar Kara Mustofa yang tidak lain merupakan kakek buyut Fatma. Dengan bercucuran air mata, Fatma bercerita tentang siapa Kara Mustofa, seorang panglima perang di zaman Khalifah Ottoman.

Gereja Stephansdom pun tak lepas dari pengaruh serta sentuhan peradaban dan kebudayaan islam, terbukti dari bentuk bangunanan atapnya yang berbentuk kubah.


http://www.gadis.co.id/support/image.others/03/30074/imageBlogDi suatu hari kemudian Rangga Mahendra, suami dari Hanum Rais mendapatkan tugas kuliah ke paris untuk beberapa saat, sebagai seorang istri sudah kewajiban baginya untuk menemani sang suami . Hanum mendapat rekomendasi dari Fatma ketika di Paris nanti untuk menemui Marion Latimer. Gadis mualaf berkebangsaan Eropa, seorang peneliti kebudayaan dan sejarah Eropa. Pengetahuan tentang Islam membuatnya jatuh cinta dan kemudian memutuskan memeluk agama Islam. 

Marion Latimer mengajak Hanum untuk mengunjungi Museum Louvre di Paris, yang menyimpan berbagai bukti sejarah jayanya Islam di abad pertengahan. Siapa yang menyangka bahwa penemu lensa kamera serta peta antariksa pertama adalah ilmuwan Muslim? Atau pinggiran hijab Bunda Maria yang ternyata bertuliskan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illalah? Belum lagi, fakta bahwa di masa Masjid Agung Paris pernah menyelamatkan puluhan warga Yahudi dari kejaran tentara Nazi Jerman. Saya merasa imam masjid ini, siapa pun dia, juga mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan orang-orang yang sama sekali tak ada hubungan dengan dirinya. Namun, ia yakin akan perintah Allah dalam Alquran tentang kewajiban menyelamatkan jiwa umat manusia yang lain, apa pun agama mereka, apa pun kepercayaan mereka. Karena dengan demikian dia sama saja menyelamatkan seluruh manusia di bumi. Belum lagi bagunan patung dari Napoleon Boneparte jika menarik lurus ke arah timur akan terkuak mengahadap ke arah mana patung itu, tak lain adalah tempat suci bagi seluruh umat muslim dunia, ka'bah.(Subahanallah)
Terlepas dari akting para pemainnya, yang lebih mengagumkan dengan film ini adalah kisah-kisah sejarah islam dan bangunan maha karya indahnya. Dari segala dialog dan alur jalan ceritanya kisah 99 cahaya di langit eropa memberikan gambaran bagi kita bagaimana sikap seorang muslim seharusnya, bukan karena ketika menjadi golongan minoritas tapi dimanapun harus kita tunjukan akhlak seorang muslim yang baik sebagaimana yang telah di teladani baginda Rasulullah SAW.

Menjadi agen muslim,Fatma menerapkan sikap : tebarkan senyum indahmu, kuasai bahasa Jerman dan Prancis, serta jujur dalam berdagang. Fatma membukakan mata bahwa lima pilar inti ajaran agama Islam juga harus tersuguh dengan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dimaknai sebagai tata cara beribadah. Fatma menghadapi tantangan lebih berat di tengah penduduk nonmuslim yaitu di Eropa yang umatnya semakin bangga melepas semua atribut agama, mengabaikan keniscayaan terhadap Tuhan alias atheis. Sama sekali bukan perkara mudah. Akan tetapi, dia percaya keteladanan berbicara lebih keras dari kata-kata. 

Tidak sabar menunggu part.2 nya, menguak sisi lain eropa dengan peninggalan peradaban Islam yang masih tersimpan rapi dari situs-situsnya. Cordoba ( Masjid megah di Spanyol yang kini lebih di fungsikan menjadi gereja). Eropa tidak hanya Coloseum,Menara Eifiel, tembok berlin ada sisi lain menarik dimana kita bisa melihat sisa-sisa kejayaan islam di dalamnya. ( Berharap Suatu Hari kelak bisa menapakan kaki di belahan bumi Allah ini, menjelajah setiap sudut keindahan dunia dan lukisan Sang Maha Karya yang tiada tangdingnya, Allah SWT )

2 komentar: