Laman

Selasa, 03 September 2013

Kisah Humor di Rumah Sakit

Nazar Apabila Sembuh

Broto, seorang miliuner, sedang jatuh sakit, ia hanya menghabiskan waktu hanya tidur-tiduran saja di ranjang, sepertinya sakit yang di deritanya cukup parah.

Pada suatu hari, ia berkata kepada dokter: " Dokter.. jika sakit ini bisa anda sembuhkan dan saya bisa kembali sehat seperti dulu saya akan menyumbang Rp 500.000.000 kepada rumah sakit yang baru di bangun ini" mendengar janji itu sang dokter senangnya bukan main, maka ia berusaha mengobatinya dengan sepenuh hati.

 Beberapa bulan kemudian, kesehatan Broto  berangsur-angsur pulih kembali, dokter berkata: "Saya senang sekali melihat keadaan Bapak sudah jauh baikan. Sekarang saya ingin mediskusikan dengan Bapak soal sumbangan uang Rp 500.000.000 yang telah Bapak janjikan untuk rumah sakit kami."

Broto dengan heran bertanya: "Apakah betul aku pernah berjanji dan menyanggupi akan menyumbangkan uang sebanyak itu?"

"Ya, Bapak pernah berkata sendiri dengan diriku."

"Wah, dari sini dapat diketahui, alangkah beratnya penyakit yang kuidap selama ini, sampai-sampai aku sendiri tak menyadari bahwa diriku sedang mengigau."



= = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = =  

Dokter Pikun

Seorang mantan dokter yang terserang penyakil alzheimer (penyakit pikun) merasa sudah sembuh dan kembali membuka praktik dokter di rumahnya. Kemudian datanglah seorang pasien yang ingin berkonsultasi mengenai sakit giginya yang sudah 3 hari tak tertahankan, lalu sang dokter menyuruh si pasien membuka seluruh pakaian yang dikenakannya dan masuk ke ruang periksa.
Dengan terheran-heran si pasien membuka seluruh pakaiannya. Ternyata di dalam ruang periksa ada seorang pasien lainnya yang sudah tidak menggunakan pakaiannya, dengan rasa ingin taunya ia bertanya.
"Anda sakit apa, Pak? Saya heran saya bilang sakit gigi, eh malah disuruh membuka pakaian seperti ini."
Lalu pasien satunya menjawab
"Anda mendingan daripada saya, saya ke sini cuma mau nganter koran."

= = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = =

Penyakit Yang Aneh


Bu Suyem istri pak Wakmad bingung sekali karena tiba-tiba suaminya mengerang kesakitan dan memegang perutnya.

Bu Suyem : "Kenapa Pa?"
Pak Wakmad : "Waduh bu, perut saya sakit sekali"
Bu Suyem : " Ya udah pak, kita periksa ke dokter"

Akhirnya mereka pergi ke rumah sakit dan menemui dokter, sesampainya di rumah sakit Pak Wakmad langsung diperiksa.

Bu Suyem : "Suami saya sakit apa dok?"
Dokter : "Aduuh... bu. Saya bingung dengan penyakit suami ibu"
Bu Suyem : "Emang kenapa Dok?"
Dokter : "Jangan-jangan suami ibu terkena guna-guna"
Bu Suyem : "Ah masa sih dok?" Suami saya kenapa dok?"
Dokter : "Aneh sekali bu, di dalam perut suami ibu terdapat banyak sekali pecahan kaca"
Bu Suyem : "Ha...ha....ha...dokter...dokter....lha iya dok suami saya pekerjaannya sebagai pemain kuda lumping..."
Dokter : "Buseet dah...!!"(sambil pegang kepala)

= = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = 

Mesin di Rumah Sakit

Seorang wanita datang ke rumah sakit untuk mengunjungi teman. Dia tidak pernah mengunjungi rumah sakit selama beberapa tahun dan merasa tidak nyaman, tidak tahu tentang semua teknologi kedokteran terbaru.

Seorang teknisi mengikutinya ke lift, mendorong sebuah mesin besar yang tampak menakutkan, dengan tabung dan kabel dan tombol-tombol rumit.

"Wah, aku akan sangat benci jika tubuhku disambungkan ke mesin itu," katanya.

"Saya juga," jawab teknisi. "Ini adalah mesin pembersih lantai."

= = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = =

 Mengisi Formulir di Rumah Sakit

Seorang wanita berjalan ke kantor rumah sakit dan menemui salah satu petugas. Petugas menyerahkan beberapa formulir pasien untuk diisi dan diminta mengembalikannya ketika formulir itu selesai diisi.

Setelah menyelesaikan formulir itu, ia kembali ke petugas. Petugas mengetik informasi ke dalam komputer, dan kemudian bertanya alasan baginya datang ke rumah sakit.

"Hanya untuk mengunjungi seorang teman," kata wanita itu, "tapi ini tadi sudah terlalu lama, saya tidak yakin saya masih punya waktu sekarang..."

= = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = 

Hanya Operasi Sederhana

Dengan penuh kekhawatiran, seorang pria menelusuri lorong rumah sakit dengan kursi rodanya sesaat sebelum operasi.

Seorang suster menghentikannya dan bertanya, "Ada apa?"

Pria itu berkata, "Kudengar susternya berkata, 'Yang sebentar lagi kamu jalani adalah operasi sederhana, jangan khawatir. Aku yakin operasinya akan berjalan dengan baik.'"

"Suster itu hanya berusaha menghiburmu. Apa yang membuatmu begitu khawatir?"

"Suster itu tidak berbicara denganku. Ia berbicara dengan dokternya!" 

= = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = = = ::: = = = =   

 Antrian Di Rumah Sakit

Sekitar jam 08.00 pagi seorang lelaki tua mendaftar kan diri ke loket di sebuah rumah sakit. Sesudah itu kartu berobat nya dia masukan ke klinik mata(maklum mata nya agak rabun, hingga dia merasa harus di periksa.

Pas dia datang sekitar 3 orang pasien sudang menunggu di ruang tunggu, kemudian dia memasukan kartu berobatnya. Setelah itu banyak pasien yang lain memasukan kartu berobat yang serupa

Perawat pun memanggil pasien nya satu persatu

Perawat : "Bapak Gunawan"
Bapak Gunawan : "Ya" (kemudian dia masuk ruang pemeriksaan)
Perawat : "Bapak Udin"
Bapak udin : "Ya"
Perawat : "Haji Somad"
Haji somad : "Ya"
Perawat : "Insinyur hasan"
.......................
Perawat : "Insinyur Haasaan" (dengan lantangnya)

(dalam hatinya perawat bertanya, oh mungkin lagi kebelakang)
Perawat memanggil pasien yang selanjutnya, tapi tidak lupa selalu meneyelingi dengan memanggil nama Insinyur Hasan.

Setelah 3 jam menunggu, karena merasa pasien yang menunggu sudah sedikit bapak tua tadi mendekati perawat.
Bapak tua : "Neng ko nama bapak dari tadi gak di panggil-panggil"
Perawat : "Loh nama bapak siapa" (kebingungan)
Bapak tua : "Nama bapak IRHASAN"

(perawat itu terkejut dan pucat pasi)
Perawat : "Oh pak maaf saya pikir nama bapak Insinyur Hasan (Ir di baca insinyur), maaf sekali lagi pak..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar