Laman

Jumat, 30 Juli 2021

Menelusuri Sisi Unik Masjid Agung Palembang

Masih masa PPKM yang diperpanjang, Kita berharap angka kasus Covid-19 segera mengalami penurunan dan keadaan lekas membaik. Melewati masa-masa dirumah aja, dan membuka dokumentasi perjalanan. Rindu sekali rasanya, healing ke berbagai area wisata alam dan menelusuri tempat-tempat menarik serta unik seperti Masjid Agung Palembang atau biasa disebut juga Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) I Jayo Wikramo.

Masjid Agung ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I, Jayo Wikramo. Beraada di lokasi yang strategis, Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang yang bahkan merupakan salah satu masjid besar dan tertua di Kota Palembang.

Baca Juga : 5 Wisata Sejarah di Palembang

Awalnya masjid ini bernama Masjid Sultan yang dirancang oleh seorang arsitek dari Eropa dan belum memiliki menara. Bentuk masjid hampir bujur sangkar, memiliki ukuran 30 meter x 36 meter. Konsep bangunan masjid memadukan keunikan arsitektur Nusantara, Eropa dan Tionghoa.

Gaya khas arsitektur Nusantara terlihat dari pola struktur bangunan utama berundak tiga dengan puncaknya berbentuk limas. Undakan ketiga yang menjadi puncak masjid atau mustaka memiliki jenjang berukiran bunga tropis. Pada bagian ujung mustaka terdapat mustika berpola bunga merekah. Bentuk undakan bangunan masjid dipengaruhi bangunan dasar candi Hindu-Jawa, yang kemudian diadopsi dan terlihat pada Masjid Agung Demak.

Pola Khas Tionghoa terlihat pada menara masjid berbentuk segi enam setinggi 20 meter. Menara masjid menyerupai menara kelenteng. Bentuk atap menara melengkung pada bagian ujung, dan beratap genteng. Lalu menara masjid memiliki teras berpagar yang mengelilingi bangunan menara.

Baca Juga : Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Hoo Palembang

Bentuk arsitektur Eropa terlihat dari pintu masuk di gedung baru masjid yang besar dan tinggi. Hal itu juga bisa terlihat dari ruang interior yang luas dan punya dinding besar. Selain itu, di bagian belakang masjid ada kaca-kaca dengan ukuran besar seperti acessories bangunan nuansa Eropa.

Masjid ini mengalami beberapa kali penambahan serta renovasi. Misalnya, menara masjid berbentuk segi enam dibangun sekira 1753. Oleh pemerintah kolonial, dilakukan penambahan dan pelapisan bangunan inti yang dilengkapi pintu dan tiang-tiang bergaya doric. Penambahan dan pelebaran serambi yang mengelilingi bangunan menyusul kemudian. Pada 1970, perubahan semakin jelas terlihat pada bagian atap masjid yang di beri kubah.

Secara umum, Masjid Agung Palembang terbagi menjadi dua bangunan utama yakni bangunan masjid asli dan bangunan masjid tambahan. Bangunan masjid asli berada di bagian barat, tetap dipelihara keasliannya hingga kini. Sementara bangunan masjid tambahan berada di sebelah timur dengan ukuran yang jauh lebih besar, megah dan modern.

Untuk Masjid dengan bangunan berkonsep modern ini,  dindingnya didominasi cat berwarna putih dipadukan dengan pintu kaca dan lantai keramik dengan motif coklat beragam. Tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun masjid ini juga digunakan sebagai pusat kegiatan islam seperti kajian Islam atau majelis taklim dan  terdapat juga pustaka yang berisi beragam buku-buku Islami tepat di lantai 3.

Baca Juga : 7 Destinasi Ikonik di Palembang

Di Masjid Agung terdapat dua bedug yang terpasang,  untuk bedug yang berukuran lebih kecil hiasannya lebih detil berwarna merah, hijau, dan emas. Sedangkan yang berukuran besar terbuat dari bahan kayu yang kokoh bertuliskan Masjid Agung Palembang dalam bentuk hijayah dan latin. Bangunan masjid ini juga memiiki  taman yang luas serta asri tepat di depan masjid yang sering digunakan oleh masyarakat Palembang atau wisatawan sebagai tempat untuk beristirahat atau berkumpul baik yang akan atau sudah melaksanakan ibadah.

12 komentar:

  1. Menarik sekali jika mengkaji sejarah arsitektur masjid tua. Selain bangunannya sangat apik, juga karena sejarahnya itu sendiri.
    Bedug-nya ada dua itu fungsi panggilannya beda ataukah yang besar dibunyikan pada acara khusus saja?
    Oh iya, apakah masih dibunyikan, ya?
    Di sini banyak bedug yang disingkirkan dari masjid karena dianggap kebudayaan Cina. Sayang sekali. Dan saya termasuk yang merindukan suara beduk penanda waktunya sholat.

    BalasHapus
  2. Masjid selalu menarik untuk dikunjungi ya?
    Saya juga pernah nulis tentang salah satu masjid tua di Bandung,dan ingin menulis masjid lainnya, sayang keburu pandemi

    BalasHapus
  3. Kalau udah membahas masjid bikin adem hati, udah gitu jadi ingin ziarah masjid ke sana, jadi wisata sekaligus menyelami sejarahnya

    BalasHapus
  4. Masjid ini wisata religi yang bisa saya kunjungi sekaligus 2 atau 3 tempat sih mbak kalau biasanya mentok ga ada destinasi untuk jalan-jalan. Kita jadi lebih mendekatkan diri kepada Allah juga

    BalasHapus
  5. Masjid tua bersejarah yang menjadi salah satu ikon sejarah dan wisata kota Palembang. Kalau mudik Palembang pasti lewat masjid ini tapi nggak selalu mampir. Suka dengan interior dalamnya, dulu sempat aku tulis dan dimuat di majalah.

    BalasHapus
  6. masjid agung Palembang ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata menarik saat ke Palembang ya kak
    bisa buat wisata religi dan sejarah

    BalasHapus
  7. Pas berkesempatan ke Palembang, saya belum ke masjid Agung ini, cuma lewat saja beberapa kali. Padahal letaknya di pusat kota dan gampang untuk dikunjungi. Malah sudah singgah dan sholat di masjid Chengho yang letaknya nggak di pusat kota.

    BalasHapus
  8. Wah, menara masjid ini segi enam ya, dibangun pada tahun 1700 an. Ada pengaruh budaya Cina tentunya model bangunannya juga begitu artistik. Bedugnya gede amat ya. Salat di Masjid Agung ini bisa berlama2 juga deh sambil menikmati tamannya yang asri.

    BalasHapus
  9. Saya pernah photo di halaman masjidnya doang, Kak. Waktu itu mau masuk udah malam banget. Jadi cuma mengagumi dari depan. Habis itu makan martabak har. Lupa nama kiosnya. Hehehehe....

    BalasHapus
  10. Saya yang kelahiran Palembang aja belum pernah sama sekali masuk ke masjid ini. Hanya sempat berada di teras luar dan tidak bisa masuk karena sedang berhalangan. Ternyata cantik banget ya bagian dalamnya.

    BalasHapus
  11. Mbak...Aku ke sini lho waktu ke Palembang akhir 2019 lalu. Ya ampun..bagus sekali memang, tapi aku sebentar banget, cuma sholat enggak bisa foto-foto lengkap. Senang baca kisahnya di sini. Wah, bagus fotonya ini

    BalasHapus
  12. Penasaran, ada apa engan "pola khas Tionghoa-nya" Mbak.

    BalasHapus