Laman

Selasa, 02 Maret 2021

Layla Majnun, Adaptasi Hikayat Cinta Yang Pilu

Kisah cinta abadi yang mengiris pilu ada Romeo and Juliete dari negeri Eropa sana. Sedangkan dari tanah Arab terdapat sebuah hikayat dua insan manusia Layla dan Majnun yang saling mencinta tapi berakhir tragis. Legenda yang begitu mahsyurnya hingga dikisahkan secara turun temurun dan telah dialih bahasakan ke dalam berbagai bahasa lainnya. 

Sebuah karya  Nizami Ganjavi yang mengisahkan Layla Majnun yang dipenuhi oleh sajak-sajak indah dan bermakna tinggi. Menginspirasi Monty Tiwa membuat sebuah film dengan romansa akan dalamnya sebuah perasaan cinta. 

Layla kecil ditinggal pergi selamanya oleh sang ayah yang merupakan seorang dalang pewayangan, dan Ia begitu gemar menceritakan kisah dari Layla dan Majnun disamping legenda tanah jawa lainnya.

Bersama sang Ibu, Layla harus menjalani hari-hari dengan menumpang di rumah kerabatnya yang dipanggil Paman Ahmadi. Perangai laki-laki itu tidak terlalu baik, Layla dan ibunya kerap mendapat perlakuan buruk dari sang paman.

Tumbuh dewasa, Layla (Acha Septriasa) menjadi wanita yang mandiri, tegas, berambisi akan cita-cita. Selain mengajar di sebuah pesantren, Layla juga telah menerbitkan novel yang cukup best seller. Dimana mengisahkan tentang proses pemulihan dirinya dari luka ditinggal sang ayah yang meninggal saat Layla masih anak-anak. Layla memiliki impian kelak bisa mengunjungi tanah Azerbaijan sebuah negara di Kaukasus yakni persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya.

Dengan segenap harapan, mimpi Layla terjawab ketika Ia mendapat undangan dari Universitas Azerbaijan sebagai dosen tamu dalam kelas bahasa Indonesia salah satu kelas yang ada diperguruan tinggi tersebut. Di tengah kebahagiaannya, Layla mendapat kejutan tak terduga ketika teman kecilnya bernama Ibnu (Baim Wong) yang juga calon bupati datang melamar.

Atas desakan Paman Ahmadi yang mengatakan Keluarga Ibnu yang membantu finansial mereka, dengan berat hati Layla menerima perjodohan itu. Sebuah perjalanan hidup yang sebenarnya tak ingin dilewati, Layla ingin kelak jika menikah adalah dengan pilihan hatinya sendiri. Tapi garis hidup membawanya pada suatu hal tanpa pilihan.

Layla mengajukan persyaratan bahwa Ia ingin memenuhi panggilan dan menunaikan undangan dari Azerbaijan sebelum berlangsungnya pernikahan. Setibanya di negeri yang memiliki danau asin terbesar di dunia yang tekenal dengan sebutan Laut Kaspia, Layla disambut hangat oleh pak Dubes dan Ilham (Uli Herdinansyah), sahabat yang mengabarkan perihal undangan tersebut.

Di Azerbaijan Layla bertemu dengan Samir (Reza Rahadian), pria Azerbaijan yang pernah menjadi pelajar di Indonesia dan merupakan seorang penggemar sastra juga novel karya Layla. Seiring waktu jalinan kedekatan mereka menumbuhkan rasa cinta bagi keduanya. 

Pelik dan ruwet, hati Layla semakin bimbang dengan rasa nyaman dan kebahagiaan ketika bersama Samir. Sedangkan di belahan negeri lain ada janji antar keluarga yang tidak bisa diabaikannya. 

Lewat film ini, Monty Tiwa mencoba untuk membawakan cerita Layla Majnun dengan versi berbeda. Meskipun merupakan adaptasi bebas tapi tetap diupayakan untuk tidak melanggar spirit dari cerita asli karya sastrawan Azerbaijan, Nezami Ganjavi.

Aku sebenarnya sudah cukup tertarik sejak tahun lalu, thriller film ini sudah muncul. Tetapi karena situasi pandemi sehingga banyak film yang batal tayang. Kini Layla Majnun bisa disaksikan di Netflix dengan durasi sekitar 1 jam 59 menit.

Melalui film ini, bisa Kita lihat tatanan kota yang rapi seperti kota Baku dan beberapa tempat Azerbaijan yang cukup menarik lainnya. Di sini Reza Rahadian juga kembali membuktikan bakatnya karena sebagai pria Azerbaijan, Ia harus berdialog dengan logat yang tidak seperti biasa tentunya.

Ada satu syair Layla dan Majnun yang menjadi salah satu dialog dalam film ini yang cukup bagus menurut Aku.

"Kau adalah semua yang salah yang ada pada diriku

Namun pada saat yang sama kau adalah penyakitku

Apa yang dapat kukatakan ?

Kau adalah segalanya bagiku

Kebaikanku, keburukanku

Sakitku dan penyembuhku."

11 komentar:

  1. Aku udah nonton, baguusss banget!
    Akting Reza dan Acha nge-blend bpol chemistry-nya
    DAEBAK! Jalan ceritanya juga menarikkk

    BalasHapus
  2. Acha Septriasa seakan tak pernah bosan menghiasi layar bioskop dengan akting memikatnya. Apalagi dia berduet dengan Reza Rahadian ya mbak pasti seru nih

    BalasHapus
  3. recommended ya? Kemarin baca review Raja Lubis katanya film yang bagus

    plot kisahnya bagus, akting pemeran mumpuni

    wajib nonton deh

    BalasHapus
  4. Jadi ingat lagu Ruth Sahanaya, judulnya 'Derita Kesayanganku.' Ulu Ulu, Mas Reza, tunggu daku, pasti aku akan menontonmu segera. Kemarin sebatas lihat cuplikan-cuplikan trailernya doang. Belum nonton filmnya utuh. Tinggal cari waktu yang pas ini.

    BalasHapus
  5. Pemeran film dan jalan ceritanya bagus dab berkesan cocok untuk hiburan di masa pandemi.

    BalasHapus
  6. Duh bagus banget ulasannya Mbak. Saya jadi mendadak pengen banget nonton. Meskipun dengan tema percintaan yang banyak diulas dan dibahas, membayangkan akan melihat spot keindahan Azerbaijan tentunya menjadi nilai plus dari film ini.

    BalasHapus
  7. Aku belum nonton tapi sudah kutandai di Netflix dalam daftar tonton. Mudah-mudahan bisa menikmatinya sebagai sebuah hiburan berkelas :)

    BalasHapus
  8. Wah jadi penasaran pengen nonton juga, apalagi ada Acha sama Reza Rahadian. Suka sih sama keduanya.

    BalasHapus
  9. layla Majnun, pernah baca hikayat ini. Duh jadi keingetan bukuku ini dulu kayaknya dipinjam teman dan sampai sekarang belum balik.

    Bagus nih ada yang mengangkat menjadi film, meski latar dan suasanya serta jamannya sudah berbeda, tapi inti ceritanya sama ya

    BalasHapus
  10. Baeu ngeh kalau ada layla majnun versi indonesia, jadi penasaran sama ceritanya, tapi sedih ya huhu

    BalasHapus
  11. Aiiih reza rahadian dipasangin sama acha, pasti kece banget ini, mana dipenuhi sajak-sajak indah pula. noted, harus nonton Layla Majnun nih aku :)

    BalasHapus