Laman

Kamis, 21 Januari 2021

7 Destinasi Wisata Ikonik di Palembang

Terkenal dengan kuliner khasnya Pempek, Palembang juga memiliki destinasi wisata menarik untuk dikunjungi. Beberapa diantaranya bahkan begitu ikonik dan menjadi ciri khas dari 'tanah sriwijaya' ini. Tampak indah dan seru, bahkan begitu menarik untuk diabadikan dalam bidikan lensa kamera. Berikut beberapa diantaranya yang pernah Aku kunjungi dan cukup lekat dengan Kota ini.

1) Sungai Musi 

Merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang mencapai 750 km dengan lebar 500 meter membuat kota Palembang terbelah menjadi 2 yakni seberang ulu dan seberang ilir. Sumber mata air sungai musi asalnya dari Kepahiang, Bengkulu. Sungai yang menjembatani Provinsi Sumatera Selatan dari Timur ke Barat ini bercabang- cabang. Sungai Musi termasuk dalam Batanghari Sembilan atau Sembilan Sungai besar diantara ada Sungai Komering, Sungai Rawas, Sungai Leko, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Lematang, Sungai Semangus, Sungai Ogan dan juga Sungai Musi.

Dinamakan sungai Musi diperkirakan berasal dari Bajak Laut asal Cina yang berlayar ke Selat Bangka dan takjub akan kesuburan wilayah Palembang, karena belum terdapat di peta sang captain memberikan nama pada sungai ini daerah yang mereka lihat subur. Sehingga Sang Kapten kapal tersebut memberikan nama Mu Ci yang berarti ayam betina. Bukan tanpa alasan karena ayam betina melambangkan kesuburan, kesetiaan dan keberanian. Tapi seiring berjalannya waktu nama Mu Ci berubah Nama Menjadi Musi hingga sekarang.

2) Jembatan Ampera

Berada di tengah kota Palembang, jembatan ini menjadi penghubung antara daerah Seberang Ilir dan Seberang Ulu yang dilewati oleh Sungai Musi. Memiliki panjang lebih dari 1000 meter dengan lebar 22 meter (4 lajur kendaraan) serta  ketinggian mencapai 63 meter. 

Pada awal berdirinya, Jembatan Ampera ini diberi nama Jembatan Musi, lantaran membentang di atas sungai Musi. Kemudian sempat berganti nama menjadi Jembatan Bung Karno sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Proklamator karena turut memiliki andil dalam pembangunan jembatan ini.

Sampai kemudian berganti nama lagi menjadi Jembatan Ampera merupakan singkatan dari (Amanat Penderitaan Rakyat) dimana kata 'Ampera' adalah slogan yang kerap dipakai oleh Bapak Soekarno dalam perjuanganya memimpin negara untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama.

Pada masanya, Jembatan Ampera pernah juga dinobatkan sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Di awal pembangunanya, jembatan ini dirancang agar bagian tengah jembatan bisa diangkat sehingga kapal-kapal besar bisa melintas sungai musi tanpa tersangkut badan jembatan. Namun karena dirasa cukup menghalangi lajur lalu lintas darat, kini tidak lagi dioperasikan.

Jika Jakarta memiliki Monas, Jogjakarta memiliki tugu Jogja, Surabaya ada patung hiu dan buaya, Palembang memiliki Jembatan Ampera sebagai landmark kota. Untuk menambah keindahannya, pemerintah setempat berinovasi dengan memberikan hiasan lampu berwarna-warni ketika malam hari. Sehingga kini kemegahan Jembatan Ampera tetap bisa dinikmati meskipun matahari telah terbenam. Dan hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat serta wisatawan yang datang berkunjung.

3) Pulau Kemaro 

Terletak di tengah Sungai Musi, menjadi salah satu destinasi wisata ikonik lainnya dan cukup menjadi favorit di Kota Palembang. Penamaan Pulau Kemaro berasal dari kata ‘Kemarau’, karena pulau ini tidak pernah tenggelam atau terendam meskipun air Sungai Musi sedang pasang.Dibalik keunikannya, ada kisah legenda menarik di Pulau Kemaro yakni kisah cinta antara Tan Bun An seorang saudagar Tiongkok dengan Siti Fatimah seorang putri Palembang. Dan kabarnya ada 4 gundukan yang muncul misterius ditenggarai sebagai tempat peristirahatan terakhir dari Tan Bun An, Siti Fatimah serta 2 pengawal mereka yang tenggelam.

Salah satu daya tarik Pulau Kemaro yakni ada beberapa kelenteng dengan nuansa merah dan kuning dan yang paling menjadi daya tarik adalah pagoda dengan 9 lantai bernama Hok Tjing Rio yang telah berumur cukup tua dan dibangun pada tahun 1962. Klenteng ini juga dikenal dengan nama klenteng “Kwan Im”. Selain bisa untuk tempat beribadah umat Buddha, Klenteng ini juga sering digunakan pada perayaan Imek dan Cap Go Meh.

Untuk menuju ke Pulau Kemaro, harus menaiki perahu dan membelah sungai Musi dengan start dari alun-alun kota. Perjalanannya tidak terlalu lama tapi kita tetap bisa menikmati pemandangan rumah-rumah terapung serta kehidupan masyarakat Palembang yang tinggal sepanjang sungai serta Jembatan Ampera dari kejauhan.

Baca Juga : Masjid Al-islam Muhammad Cheng Ho

4) Rumah Limas

Adalah rumah adat palembang, ikon yang gambarnya sempat muncul di uang kertas pecahan 10 ribu rupiah beberapa tahun lalu. Setelah beberapa kali mengalami kepindahan, akhirnya bangunan yang dibuat pada tahun 1830 ini serta merupakan peninggalan pangeran dari Arab bernama Syarif Abdurrachman Alhabsi dan Syarif Ali, kini menetap di Museum Balaputra Dewa, Palembang - Sumatera Selatan. 

Rumah limas sering disebut sebagai rumah panggung lantaran bagian bawahnya memiliki kolong dan hal ini di dasarkan lantaran Palembang adalah wilayah yang didominasi rawa atau sungai Sebelum nya. Untuk naik ke pelataran rumah limas, ada tangga di sisi kanan dan kiri bangunan.

Sisi unik lainnya, Rumah Limas ini seluruh ruang yang ada di dalamnya memiliki tingkatan tersendiri. Tingkatan pertama adalah Pagar Tenggalangong yang merupakan ruangan tempat bersantai. Sedangkan ruangan kedua disebut Jogan  merupakan ruang penjagaan. Di ruangan ini ada dua kamar yang dijaga oleh pengawal khusus, yakni kamar pengantin serta tamu kehormatan.

Berikutnya ruang ketiga yakni Gegajah yang digunakan sebagai tempat menerima tamu kehormatan pemilik rumah.Ruangan keempat adalah ruang kerja, disini biasanya juga digunakan sebagai dapur serta lokasi untuk menenun bagi anak perempuan si pemilik rumah. Terakhir disebut ruang sesimbur pengantin yang merupakan tempat mandi pengantin.Meski telah berusia ratusan tahun, Rumah Limas ini masih berdiri cukup kokoh karena dibuat dari kayu tembesu dan ulin yang terkenal kuat juga tahan air, meskipun berusia lebih dari satu abad.

5) Bayt Al Quran Al Akbar

Destinasi wisata religi ini begitu banyak mencuri perhatian wisatawan baik dari lokal maupun internasional. Pasalnya di tempat ini terdapat ayat-ayat suci dalam Alquran sebanyak 30 juz itu, ditulis pada ukiran kayu tembesu yang memiliki panjang 177 cm dan lebar 140 cm, dengan ketebalan 2,5 cm. Cukup besar bahkan dikukuhkan sebagai satu-satunya yang ada di dunia dan masuk rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Ukiran ayat Al quran ini berwarna dasar coklat dan kuning sedangkan pada bagian huruf Arab dibuat timbul, kemudian di bingkai dengan Karakter ukiran khas Palembang  yang menggunakan ragam hias Palembang, yaitu motif sulur serta motif bunga kembang.

Untuk menuju lokasi Bayt Al Quran Al Akbar tidak terlalu sulit karena cukup strategis danb beradadi lingkungan Pondok Pesantren IGM Al Ihsaniyah, Jalan Moh Amin Fauzi, Kecamatan Gandus, Palembang - Sumatera Selatan.

6) Kampung Arab Al Munawar


Dikenal sebagai Kampung Arab karena penduduknya berasal dari keturunan Timur Tengah. Namun bukan berasal dari Arab Saudi tetapi Yaman Selatan, tepatnya Kota Hadramaut. Lokasi Kampung Arab Al-Munawar berada tepat di tepian Sungai Musi, tepatnya di 13 Ulu Palembang berada di sisi Sungai Musi.Kampung Arab Al Munawar terdapat rumah-rumah dengan desain arsitektur yang unik. Ditambah banyak bangku kayu dengan penataan rapi yang membalut suasana tradisional di kampung ini. Berbahan kayu Unglen berpadu dengan bebatuan yang Arsitekturnya berbentuk limas.

Ciri khas rumah di sini yaitu rumah panggung dengan lantai bawah yang berbahan marmer, dengan motif marmer yang unik menambah kesan tradisional dan juga elegan. Tidak hanya itu, terdapat juga bangunan-bangunan tua dengan kondisi masih asli dan klasik. Apalagi saat masuk lebih dalam menuju lorong-lorong yang sudah ditata cantik menambah kesan kota tua menjadi amat kental, serta dapat dijadikan untuk spot berfoto yang begitu menarik.

Warga setempat keturunan Yaman ini , begitu menjaga tradisi kehidupan Islam sama seperti negara Timur Tengah lainnya. Seperti adat istiadat yang tidak tercampur dengan dunia luar, perkawinan sesama warga keturunan Timur Tengah khususnya untuk kaum perempuan, dan sebagian besar rumah-rumah tua di kampung-kampung itu dihuni secara turun-temurun sehingga sudah menjadi hal yang biasa jika di dalam satu rumah terdiri dari beberapa keluarga.

7) Gelora Sriwijaya Jakabaring

Sering disebut juga Jakabaring Sports City merupakan kompleks olahraga yang begitu luas. Pernah menjadi salah satu venue dalam perhelatan besar Asian Games 2018 lalu memiliki banyak sekali spot olahraga serta banyak sekali fasilitas olahraga menarik misalnya saja kolam renang, fasilitas senam, hingga landas pacu balap sepeda.

Untuk Stadion Gelora Sriwijaya Palembang sendiri merupakan stadion multifungsi terbesar ke tiga di Indonesia setelah Gelora Bung Karno dan Stadion Palaran di Samarinda. Mempunyai kapasitas penonton mencapai 40.000 orang. Terdapat empat tribun di dalam stadion. Secara umum, bentuk stadion kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini mengadopsi bentuk perahu. Bentuk ini dipakai sebagai simbol kejayaan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim terbesar yang pernah ada di nusantara.

Di belakang kompleks Jakabaring Sports City terdapat enam rumah ibadah ini yang dibangun berdampingan. Lokasi yang berdekatan juga turut menonjolkan ikon Sumatera Selatan sebagai kawasan zero conflict antarsuku, agama, ras, dan golongan mencirikan kerukunan antarumat beragama. Setiap bentuk bangunan ibadahnya nya disesuaikan dengan simbol tiap agama. 

Palembang sebagai ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan ini memiliki beragam destinasi wisata yang menarik dan sayang jika sampai terlewatkan. Jika  kebetulan bertandang atau akan berkunjung ke Kota Palembang sebaiknya mulailah menyusun daftar destinasi yang nantinya akan di kunjungi. Salah satu kelebihan lain dari kota ini adalah objek wisatanya kebanyakan berada di pusat kota, jadi tidak sulit untuk menemukannya.


* Video perjalanan saat di Palembang


12 komentar:

  1. Menarik tulisan ulasan Palembang baik wisata, religi dan tempat sejarah yang memiliki karakter khas suatu daerah. Indonesia Masya Allah bagus

    BalasHapus
  2. Wuah, jadi enggak sabar pengen ke Palembang beneran. Teringatnya kalau Palembang nih ada kerupuk tenggiri tuh. Masyaa Allah, indahnya pemandangan. Jadi kalau ke Palembang enggak usah bingung lagi ya kan. Soalnya sudah punya daftar destinasi tempat yang ingin dikunjungi. Sepertinya kalau hanya sehari di sana enggak cukup waktunya.

    BalasHapus
  3. Aduh mbak saya iriiii...
    Udah lama pingin solo travelling ke Palembang karena termasuk dekat dari Bandung
    Ada beberapa pilihan moda transportasi
    Semoga pandemi segera berlalu ya

    BalasHapus
  4. Pas ke Palembang, aku kebanyakan kuliner kayaknya 4 hari di sana, tempat wisatanya cuma rumah alquran raksasa itu yg aku datangin hahahahhaa. Jembatan Ampera sih liat, tp melewati aja :D.

    Ga bosen2 kalo ke sana mba. Tapi ya itu, aku terlalu jatuh cinta Ama kulinernya, kayak laksan, Burgo, nasi minyak, pindang udang, pempek, mie celor, martabak har, sampe ga inget lagi yg lain :D. Kota dengan kuliner terenak sih aku bilang

    BalasHapus
  5. Mbaaa, aku baru sekali doang ke Palembang
    itupun rempong ngurusin kerjaan
    jadi cuma wisata kuliner ke martabak HAR ama berburu pempek doang :D

    BalasHapus
  6. Wah keren-keren nih objek wisata di Palembang. Padahal cita-citaku kalo ke Palembang pengen icip pempek Palembang nih. Ternyata destinasi wisatanya pun nggak kalah asik dibanding pempeknya.

    BalasHapus
  7. Referensi ciamik bagi yang mau trip ke Palembang. Enak kalau trip udah punya tujuan pasti, waktu jadi lebih efektif dan banyak tempat bisa dikunjungi🤩

    BalasHapus
  8. Aku belum pernah ke Palembang, kalah sama mamaku yang udah duluan traveling ke sana. Sepanjang jalan penjual mpek2 berjejer ya mbak hehehe... Pengen pepotoan latar belakang Sungai Musi dll wisata yg menakjubkan.

    BalasHapus
  9. Aku cuma diceritain suami yg perjalanan dinas ke Palembang niii. Ditambah baca artikel ini jadi pengen ke sana deh.
    Paling suka kalau ke suatu daerah mengamati arsitekturnya. Bisa lama deh foto²...

    BalasHapus
  10. Aku rencananya mau ke palembang backpackeran gitu sama adik ehhh ada lockdown 2 minggu gegara pandemi. Lahhh sampe sekarang rencana itu gak terealisasi 😄😄

    BalasHapus
  11. klo ngomongin palembang, yang terbanyang adalah jembatan ampera
    ternyata banyak ya mbak ikon wisata lainnya di palembang

    BalasHapus
  12. 7 ikon kota palembang wajib di kunjungi saat bertandang ke palembang.

    Dan semua itu memiliki cerita dan nilai sejarah yang penting

    BalasHapus