Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Selasa, 19 Maret 2019

Penutupan Rakornas Perpusnas 2019 : Perkuat Inklusi Sosial Perpustakaan

Membaca ialah upaya merengkuh makna, ikhtiar untuk memahami alam semesta. Itulah mengapa buku disebut jendela dunia, yang merangsang pikiran untuk terus terbuka." [Najwa Shihab - Duta Baca Nasional]
Kalimat tersebut seakan mengingatkan kembali akan betapa pentingnya membaca sebagai cara untuk memperkaya khazanah ilmu serta wawasan yang dapat menghantarkan manusia semakin cerdas.


Kita tentu tak asing dengan istilah Literasi, dimana menurut Kamus Merriam -Webster versi online bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas memahami aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual. Satu sama lainya memiliki keterikatan. Adapun salah satu cara yang bisa ditempuh meningkatkan kemampuan literasi adalah dengan banyak membaca buku.

Untuk menemukan berbagai jenis buku, maka berkunjunglah ke Perpustakaan dimana tersimpan berbagai jenis bacaan. Sebagai suatu lembaga pelayanan informasi yang mempunyai arti penting dalam upaya penyebaran informasi seluas-luasnya, Perpustakaan telah menjadi sarana pendidikan nonformal untuk penigkatan pengetahuan. Dalam melayani kebutuhan usernya, perpustakaan dituntut untuk menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan minat dan kebutuhan. Di Perpustakaan inilah tempat yang kerap dikaitkan dengan majas gudang ilmu yang memiliki peran  penting dan strategis dalam mendukung sukses program pendidikan serta peningkatan SDM.

Perpusnas Selenggerakan Rakornas Perpustakaan 2019


Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2019 dengan tema “Pustakawan Berkarya Mewujudkan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Berlangsung pada tanggal 13-16 Maret di Hotel Bidakara, Pancoran - Jakarta Selatan.

Dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia mulai dari Penerbit atau Pengusaha, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi, Khusus, dan Sekolah, serta para pustakawan dan para pegiat literasi seluruh Indonesia.

Rakornas dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang dimana dalam penyampaiannya tujuan dari pelaksanaan rakornas ini adalah mendukung upaya Perpusnas untuk menggerakkan pemerintah daerah dan perbatasan dalam rangka penguatan literasi dan perpustakaan. Dimana seharusnya, pengelolaan perpustakaan tidak hanya dibebankan kepada Perpusnas, tapi juga harus sinergi dengan para pemangku kepentingan.

Penutupan Rakornas Perpusnas 2019


Setelah berlangsung selama empat hari, penutupan pelaksanaan Rakornas Perpustakaan 2019 dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2019 di Binakarna Auditorium, Hotel Bidakara. Menghadirkan beberapa pembicara yang akan membahas lebih jauh mengenai :
- Optimalisasi DAK Fisik Subbidang Perpustakaan
- Optimalisasi Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan Bidang Perpustakaan
- Optimalisasi Kegiatan Prioritas/Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

Dengan pembicara pertama yaitu Bapak Danang Yulianto dari Dana Perimbangan Kementerian Keuangan yg membawakan materi Optimalisasi DAK Fisik Subbidang Perpustakaan.

Menurut definisinya, Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus penyedia sarana dan prasarana pelayanan dasar publik, baik untuk pemenuhan standar pelayanan minimal, pencapaian prioritas nasional maupun percepatan pembangunan daerah dan kawasan dengan karakteriatik khusus dalam rangka mengatasi kesenjangan pelayanan publik antar daerah.

Adapun fungsi yang di jalankannya :
- Mengatasi ketimpangan ketersediaan infrastruktur dan layanan publik antar daerah
- Pemerataan kuantitas dan kualitas infrastruktur pelayanan publik di daerah
- Meningkatkan Aksebilitas masyarakat terhadap layanan dasar publik.

Bapak Amich Alhumami, Ph.D, Direktur Pendidikan Tinggi, IPTEK dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas mengangkat tema optimalisasi kegiatan prioritas transformasi Perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Kemampuan literasi dinilai penting bagi pertumbuhan intelektual dan kompetisi setiap individu di Indonesia, menjadi salah satu poin yang perlu dikuatkan agar bisa membentuk manusia yang berkarakter.

"Tahun 2019 ini rencananya akan terus dilakukan penguatan literasi sebagai salah satu program prioritas pemerintah. Jika setiap individu memiliki kemampuan literasi yang baik, maka peluang untuk sukses di pasar kerja pun semakin besar," Bapak Amich mengungkapkan.

Inklusi sosial adalah pendekatan berbasis sistem sosial yang memandang perpustakaan sebagai sub sistem sosial dalam sistem kemasyarakatan. Dimana kedepannya perpustakaan harus dirancang agar memiliki manfaat yang tinggi di masyarakat. Misalnya menggali keterampilan masyarakat yang diperoleh dari kegemaran membaca. Dari keaktifan membaca akan memunculkan keterampilan. Di tambah lagi dengan workshop-workshop yang digelar berkelanjutan. Sehingga dari hasil keterampilan yang menghasilkan dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat.

Secara garis besar literasi bisa dimaknai untuk melampaui pengertian konvensional yakni lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis semata akan tetapi juga mampu berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan.

Oleh karena itu, upaya peningkatan literasi di seluruh Indonesia bukan hanya melalui pembangunan fisik perpustakaan saja. Pemerintah juga akan lebih terfokus pada pemenuhan akses dan sumber bacaan kepada seluruh masyarakat. Khususnya, masyarakat yang bertinggal di daerah terpencil, tertinggal dan terdepan (3T) yang angka literasinya masih sangat rendah.

Sugiarto, S.E,M. Si. Direktur Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerja Sama KEMDAGRI menambahkan Bicara literasi, bukan hanya lisan,numerical dan tulisan tapi juga pendalaman dari berbagai aspek sehingga bisa memahaminya secara strategis dan cerdas. Salah satu pembangunan manusia bisa dilakukan dengan menggiatkan gerakan literasi melalui perpustakaan.

"Agar dapat membangun bangsa dengan kemampuan literasi tinggi, perpustakaan menjadi institusi terpenting yang mempunyai peran sentral dalam membangun literasi sosial" ungkap Bapak Sugiarto.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Bapak Muhammad Syarif Bando mengatakan pihaknya sudah melakukan MoU dengan Kementerian Desa, Transimigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan dan Keamanan dan Kementerian Hukum dan Ham. Segenap dukungan ini semakin menekankankan bahwa perpustakaan menjadi prioritas nasional dalam pemberdayaan Sumber Daya Manusia melalui literasi. Perpustakaan menjadi pilar penting kemajuan peradaban yg menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari pemerintah, penulis, penggiat Literasi dan seluruh masyarakat.

Penanda penutupan kegiatan saat itu Bapak Syarif berharap, Rakornas dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan perpustakaan dan semakin menggaungkan gerakan literasi hingga ke polosok negeri. Dan Seluruh perpustakaan Indonesia saling bersepakat untuk meningkatkan ketersediaan kualitas tenaga perpustakaan dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.



36 komentar:

Gita Siwi mengatakan...

Perempuan juga punya peran besar ya dalam hal membaca, karena akan menjadi juga pondasi dalam keluarga dan anak anak juga akan akrab dengan perpus

Mugniar mengatakan...

Suka banget di bagian ini:

Kemampuan literasi dinilai penting bagi pertumbuhan intelektual dan kompetisi setiap individu di Indonesia, menjadi salah satu poin yang perlu dikuatkan agar bisa membentuk manusia yang berkarakter.

"Tahun 2019 ini rencananya akan terus dilakukan penguatan literasi sebagai salah satu program prioritas pemerintah. Jika setiap individu memiliki kemampuan literasi yang baik, maka peluang untuk sukses di pasar kerja pun semakin besar," Bapak Amich mengungkapkan.


Setujuu, semoga berjalan dengan baik rencana ini supaya bangsa kita makin cerdas :)

Stafana Charis | www.stafana.com mengatakan...

Aku juga termasuk rendah dalam minat membaca, sedih juga, buat pergi ke gramedia aja jarang

nurul rahma mengatakan...

Aaaakkk, really love dan sepakat bgt dgn quote Najwa Shihab!
--bukanbocahbiasa(dot)com--

Rita Asmaraningsih mengatakan...

Senangnya ya Mba biaa ikut meliput acara Rakornas Perpustakaan.. Seandainya saya diajak ikut oleh Kadis saat itu maka kita bisa jumpa ya.. Sayangnya yg diutus hanya Kepala Bidang saja.. Saya tugasnya di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Palembang..

pecila mengatakan...

nah lho, ternyata rakornas untuk perpustakaan ada juga ya, semoga dengan adanya rakornas untuk perpustakaan nanti akan membawa banyak pencerahan agar perpustakaan kita kian hari kian ramai

zarlinda mengatakan...

penting memang diadakan acara seperti ini secara rutin, agar ditemukan solusi-solusi perpustakaan bisa ramai

Rachmanita AdindaRara mengatakan...

Seneng ya ada liputan acara yang beredukasi kayak gini.. Aku udah lama ga main ke perpus

Alma Wahdie mengatakan...

Ngomongin perpus jadi inget perpus di kota kabupatenku ini. Kok ya miris huhuhu... Semoga dana APBD setempat bisa diberdayakan. Aaamin

Utie Adnu mengatakan...

Semoga dng kegiatan rakornas inn mnambah cinta Kita untuk baca buku y mba,, mnularkan kpd anak2 pentingny membaca buku sejak dini aplg utk mengenalkan perpustakaan

Hanni Handayani mengatakan...

jadi ingat waktu berkegiatan sosial setiap minggu mengadakan acara perpus keliling, jadi warga disekitar bisa membaca buku yang diminati dan menambah kebiasaan membaca buku

Nurul Dwi Larasati mengatakan...

Perpustakaan amaih dibutuhkan sebagai tempat berburu pengetahuan. Rakornas ini mengingatkan kita agar tetap ada minat membaca danenimba ilmu.

Sara neyrhiza mengatakan...

Rakornas perpustakaan sekarang ngundang blogger untuk hsdir juga? Meang bagus sih, agar blogger bisa turut membawa semangat literasi

Suzannita mengatakan...

Aku jadi pengen main ke perpustakaan lagi nih sudah lama enggak main ke perpus

Bambang Irwanto mengatakan...

Perpustakaan salah satu tempat favorit saya.
Dan saya senang sekali, kalau banyak perpustakaan bagus dan lengkap.

ade anita mengatakan...

mereka yang suka membaca adalah mereka yang punya jendela pribadi di kepala mereka. aku suka sekarang perpustakaan banyak yang bagus bagus ya

Yayat mengatakan...

masukan buat perpustakaan daerah... moga ada pembenahan... karena kebanyakan perpustakaan daerah kondisinya jadul banget

Reni mengatakan...

Waktu kecil senang sekali membaca, terlebih jaman dulu perpustakaan mini banyak bertebaran dimana-mana.

Sapa Dunia mengatakan...

Perpus memang penting utk menumbuhkan minat baca masyarakat, smoga Rakornas bisa menemukan solusi yg efektif

Novitalevi mengatakan...

Semoga kegiatan yg d harapkan tercapai y secara makin jarang anak anak ke perpustakaan

diane mengatakan...

Saya mengamini harapan pasca terselenggaranya Rakornas ini. Semoga perpustakaan di wilayah lain di Indonesia bisa berkembang seperti perpusnas

Liswanti mengatakan...

Amin. Semoga makin banyak yang suka membaca dan datang ke perpustakaan ya. Dulu paling senang datanv ke perpus dan belajar dengan tenang.

Bowo Susilo mengatakan...

Duuuh jadi malu deh.. akhir2 ini minat baca kurang nih, kebanyakan youtuban wkwk. Harus tingkatin lagi nih minat bacanya

Putu Sukartini mengatakan...

Aaaa kalau udah ngomongin perpustakaan, ingatanku langsung melayang ke masa-masa sekolah dan kuliah dulu. Perpustakaan jadi tempat paling asyik buat ngadem dan mengisi waktu. Kadang sampai lupa waktu pula haha
Semoga setelah rakornas ini, perpustakaan2 di Indonesia makin maju

Artha Amalia mengatakan...

Bagi ygkurang suka baca buku, hadir ke event ini bs menambahkan minat baca. Kan katanya kalau mau wangi kudu bergaul dengan tukang minyak wangi. Yaaa seperti ini nih ... Bakal biasa ke perpus kalau udah tau apa manfaat membaca lewat rakornas perpusnas

Talif mengatakan...

Paling suka kalau ke perpus. Nah jiwa literasi bisa dikembangkan dari sana.

Rahma Ahmad mengatakan...

Sekarang perpus di kota besar makin bagus ya...aku doyan bgt nongkrong di perpusnas salemba, dan pernah juga di perpus Riau di Pekanbaru. Bikin semangat kalau gedungnyag bagus. Semoga abis rakornas ini, terbit perpus-perpus baru di semua daerah yang ga kalah bagusnya dgn perpus di kota besar

Keke Naima mengatakan...

Semoga semakin banyak perpustakaan yang bagus. Biar semakin banyak yang tertarik membaca

Afifah Mazaya mengatakan...

Perpustakaan juga ada rakornas, ya. Semoga aja jadinya perpustakaan-perpustakaan di Indonesia makin baik dan makin banyak pengunjung.

Dian Restu Agustina mengatakan...

Semoga rakornas dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan perpustakaan dan semakin menggaungkan gerakan literasi hingga ke pelosok negeri.
Ikut bangga dengan kemajuan Perpustakaan di Indonesia yang makin membenahi diri. Semoga ini jadi penyemangat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan.

Lina W. Sasmita mengatakan...

Seandainya keberadaan perpustakaan di tiap daerah misahnya tiap kabupaten atau kecamatan dibahas di Rakornas. Lalu perpustakaan itu dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mengundang pengunjung datang. Terutama anak-anak muda.

Damar Aisyah mengatakan...

Ke Perpus itu paling enak sendiri. Kalau sekarang sama anak-anak memang durasinya nggak bisa lama, karena mereka juga baru belajar. Biasanya baca 1 atau 2 buku sudah pengin main yang lain. Tapi memang tetep kudu dibiasakan.

andyhardiyanti mengatakan...

Baca ini jadi keingat, kapan yaa saya terakhir kali ke perpustakaan? Duh rasanya udah lama banget.

Okti Li mengatakan...

Amin. Saya ikut dukung semoga kesadaran membaca masyarakat semakin bertambah sehingga semakin banyak pengunjung perpustakaan yang mencari buku bacaan terbaru

Sigit Agustina mengatakan...

Saya adalah saalahsatu pengunjung perpustakaan yang lumayan rutin meskipun tidak sering. Semoga perpustakaan daerah diperbanyak sampai ke desa-desa, biar budaya literasi makin kuat untuk generasi kita

Grandys mengatakan...

Aku merupakan warga Jakarta (Tangerang yg suka k Jakarta) dan excited sama perpusnas ini. Keren banget dan berasa fokus aja kalo ngerjain apapun disana