Laman

Minggu, 20 Mei 2018

Pendidikan Masih Menjadi Fokus Utama Program Making Indonesia 4.0

Kita tidak bisa menyangkali gesitnya era perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini. Sebuah paradigma yang menciptakan perubahan dan peluang baru untuk berbagai bidang Industri dengan memanfaatkan manufaktur digital, robotika dan teknologi. Namun, semua itu tak terlepas dari tantangan yang dihadapi ke depannya.

Saat pertama kali revolusi Industri 1.0 tercetus di Inggris sekitar abad ke-18 bermula ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin dimana pendapatan perkapita melonjak tajam. Revolusi Industri 2.0 ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan kendaraan bermotor mulailah di ciptakan sebuah mobil. Semakin berkembang, Revolusi Industri 3.0 mulai dikenal komputer serta internet. Dan era saat ini yang tengah berjalan telah memasuki Revolusi Industri 4.0 lebih mengandalkan ketangkasan teknologi, robotik, digitalisasi yang dibarengi dengan inovasi.

Revolusi industri ke-4 ini seakan mengaburkan batasan antara lingkungan fisik, digital dan biologis melalui teknologi informasi dan komunikasi. Untuk memahami lebih dalam tentang perkembangan Industri 4.0 khususnya di Indonesia, maka pada 11 Mei 2018 Saya berkesempatan menghadiri acara #Obsat yang berlangsung di Paradigma Kafe & Restauran Jl. Pegangsaan Barat No.4 Cikini Jakarta Pusat. 'Menuju Indonesia 4.0' menjadi tema besar yang menjadi perbincangan saat itu.



Menghadirkan narasumber Bapak Ir. Airlangga Hartanto MBA, MTT, Inspirator, Menteri Perindustrian, Penyusun Roadmap Industri 4.0, serta Eno Bening selaku kreator & Konsultan Video Online, youtuber juga Influencer.

Sektor industri nasional masih  perlu banyak pembenahan. Dalam prosesnya ini pemerintah tengah menyiapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan untuk memperkuat struktur industri Tanah Air. Adapun kelima sektor tersebut, meliputi Industri Makanan dan Minuman, Industri Otomotif, Industri Elektronik, Industri Kimia, serta Industri Tekstil.

Roadmap Making Indonesia 4.0 yang saat ini tengah dicanangkan menjadi suatu upaya untuk meningkatkan stabilitas perindustrian tanah air di jagat dunia. Setidaknya ada sekitar 10 prioritas nasional dalam menjakankan program ini.

Melalui pelaksanaan 10 prioritas nasional di dalam Roadmap Making Indonesia 4.0, diyakini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Bapak Airlangga menegaskan, bahwa di era digital saat ini, hal yang terpenting adalah harus melakukan inovasi. Dan Beliau optimis jika Indonesia mampu menjadi yang terbaik jika sumber daya manusia khususnya di usia produktif selalu kreatif, menghasilkan karya-karya cemerlang dan memiliki nilai manfaat yang besar.

Perlu diketahui, saat ini Indonesia tengah menduduki peringkat 16 ekonomi terbesar didunia. Pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk semakin meningkatkan pencapaian itu menjadi lebih baik. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan kualitas pendidikan.

Beberapa program sudah di terapkan, salah satunya dikenal dengan Santripreneur merupakan salah satu dukungan penerapan ekonomi kreatif di bidang pendidikan dengan mengedepankan semangat enterpreneur sedini mungkin. Santri dinilai mempunyai kebutuhan esensial mengingat luasnya jangkauan dan banyaknya murid di setiap pesantren. Maka efisiensi transaksi dalam segala aktivitasnya sangat diperlukan.

Mungkin masih banyak yang belum mengetahui jika lerusahaan digital ikonik asal Amerika Serikat, Apple, sudah meresmikan Apple iOS Developer Academy di BSD Green Office Park, BSD City. Tentu saja ini menjadi sebuah terobosan terdepan dimana Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia yang mendapat kesempatan tersebut.

Akademi ini merupakan yang ke-3 di seluruh dunia, setelah Brazil dan Italia . Apple memilih Indonesia karena melihat potensi sumber daya manusia Indonesia yang sangat besar untuk menjadi tech-preneur, software engineer, dan inovator lainnya.

1 komentar: