Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Selasa, 22 Mei 2018

Keluarga Terencana Ciptakan Harmonisasi Kebahagiaan

Gambaran Keluarga Bahagia (Doc. Pixabay)
Setiap pasangan yang menjalani kehidupan bersama pastinya sangat mengimpikan dan berharap menciptakan hubungan keluarga yang harmonis serta bahagia. Untuk membentuk hal tersebut tentunya tidak instan, perlu adanya saling pengertian pihak terkait satu sama lain. Oleh sebab itu ada baiknya sebelum berlanjut pada tahap menikah kemudian berkeluarga harus merencanakan segalanya dengan sangat matang.

Keluarga adalah unsur terkecil dari masyarakat yang akan membentuk kepribadian seorang manusia dalam sosialisasinya di tengah masyarakat. Selama proses tersebut seseorang di ajarkan untuk menjadi manusia sosial yang berbudaya  dengan sikap berdasarkan nilai serta aturan yang bersifat positif.

Direktur Bina Ketahanan Remaja, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ibu Eka Sulistia Ediningsih dalam pertemuan bersama segenap peserta Blogger Plus Community di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah pada 15 Mei 2018 lalu menyampaikan beberapa poin terkait keluarga terencana.


Keluarga yang terencana adalah suatu hubungan keluarga dalam sebuah rumah tangga biasanya memiliki visi dan misi serta tujuan yang dijalanjakan dengan segala sistem juga aturan yang berlaku di dalam keluarganya secara terstruktur. Tujuannya agar semua hal tertata dengan baik, segala sesuatunya berjalan sesuai dengan harapan, baik itu segi kehidupan, taraf ekonomi, kesejahteraan sosial, kesejahteraan anak dan sebagainya.

Untuk mewujudkan keluarga terencana, diharapkan sebuah keluarga  bisa menerapkan delapan fungsi keluarga, yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, pendidikan dan ekonomi, serta pembinaan lingkungan.

Dalam membina sebuah keluarga, cinta memang menjadi pondasi utama tapi perlu di ingat sekedar cinta saja itu tidak cukup.  Perlu adanya pemahaman bagi sepasang suami istri mengenai tujuan dan konsekuensi dari pernikahan yang di jalaninya. Oleh karena itu sebelum berlanjut pada fase kehidupan berikutnya, haruslah dipahami mengenai cinta yang terencana.

Setidaknya ada 5 prinsip cinta terencana yang perlu diketahui, diantaranya :
1. Mencintai diri sendiri
2. Mencintai pasangan
3. Mencintai keluarga
4. Mencintai bangsa
5. Mencintai negara

Bahkan ada sebuah tagline yang mengungkapkan "Binalah sebuah keluarga karena cinta, bukan karena bencana." Ini semakin mengingatkan Kita pada kasus pernikahan dini yang banyak terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Banyak faktor yang melatar belakanginya. Jika dilihat dari beberapa dampak ke belakangnya muaranya adalah generasi bangsa yang berkeluarga sebelum waktunya. Untuk itu pemerintah telah mencanangkan programa 5 transisi keluarga terencana, khususnya kepada mereka yang masih berusia belia :

1. Belajar sampai tuntas
2. Bekerja yang berkualitas
3. Menikah di usia ideal perempuan (+21) dan laki-laki (+25)
4. Berinteraksi dengan lingkungan
5. Berperilaku hidup sehat dengan menghindari 3 hal yakni tidak menikah dini, jauhi freesex dan hindari narkoba.

Dalam kesempatan kala itu Ibu Eka juga memperkenalkan sebuah simbolisasi yang disebut salam Genre. Menandakan jari membentuk OK dengan artian Zero torelant pada 3 hal yakni free sex, HIV Aids dan Narkotika yang erat kaitannya dengan kaum remaja. Tagline yang di gaungkannya adalah sehat, cerdas dan ceria. GenRe sendiri memiliki kepanjangan Generasi Terencana yakni sebuah program untuk remaja agar bisa menyiapkan kehidupan keluarganya kelak sehingga mampu melaksanakan pendidikan, karir, dan pernikahan secara terencana.

Salam Genre (Doc. Blogger Plus Community)
Roslina Verauli, M.Psi , seorang psikolog anak dan keluarga memaparkan materi perihal membangun keluarga sehat dan terencana. Keluarga adalah awal dari pengenalan dan pemahaman setiap manusia mengenai suatu kehidupan. Perkembangan kepribadian seseorang bisa dipengaruhi keadaan dan pola pengasuhan dalam keluarganya.

Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 52 tahun 2009, setiap warga negara di harapkan mampu untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.

Sekarang Kita lihat dulu seperti apa keluarga yang berkualitas dan sejahtera. Pada hakikatnya, rasa nyaman dan saling mengasihi itu menjadi satu pondasi penting dalam kukuhnya sebuah keluarga. Ada beberapa gambaran sebagaimana dalam sebuah peta keluarga yang menyiratkan ciri harmonis, stabil dan bahagia serta sejahtera :
1. Harus fleksibel, harus ada perubahan.
2. Kehesi, adanya kedekatan.
3. Komunikasi yang baik

Keberhasilan komunikasi dalam keluarga sangat menentukan kualitas hubungan dan kebahagiaan dalam keluarga itu sendiri. Sebaliknya kegagalan berkomunikasi akan berujung pada ketidaknyamanan, ketidakharmonisan, jatuhnya kepercayaan, dan timbulnya perselisihan. Ada beberapa hal untuk menjaga komunikasi yang baik tetap terjaga

1. Menjadi pendengar yang baik. Dengan begitu Kita bisa menilai dan membaca keinginan dari lawan bicara dengan benar dan lebih objektif.

2. Berlakulah terbuka dalam semua hal. Biasakan bicara dari hati ke hati terhadap keluarga sebagai orang yang kita percayai. Karena keluarga menjadi 'rumah' saat 'dunia' menjauh.

3. Selalu besikap dan bicara jujur kepada keluarga, karena itu menjadi landasan dari kepercayaan yang akan menentukan hubungan berikutnya. Yang dampaknya pun juga untuk lingkungan sosial secara lebih luas.


Dalam menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati pada 29 Juni. BKKBN tahun ini mengangkat tema “Hari Keluarga Hari Kita Semua” dengan pesan “Cinta Keluarga, Cinta Yang Terencana” menjadi pengingat bagi keluarga-keluarga di Indonesia bahwa tugas utamanya adalah menciptakan manusia Indonesia berkualitas senada dengan langkah menyukseskan program generasi emas 2045.

12 komentar:

Sadewi mengatakan...

salam genre kakak, semoga kelak nanti dirimu mendapatkan cinta terencana menuju keluarga bahagia yah

sifora septia mengatakan...

Stop Pernikahan Dini
Semoga anak-anak memikirkan masa depannya dulu ketimbang soal cinta
.

Ria Bilqis mengatakan...

Semoga segera terwujud dan bisab membangun sebuah instana cinta yang terencana ya Kaka.

Helenamantra mengatakan...

Semogaaaaa Siti disegerakan menebar undangan. Udah dapat ilmunya membangun cinta terencana.

Windah mengatakan...

Wah, aku gak bisa ikut program pemerintah nih. Soalnya pengen punya 4 anak. Huhuhu. Gakpapa kali ya asalkan terencana dengan baik

Wenny kumala tendean mengatakan...

Bagus banget nih ilmu nya. Semoga next pertemuan bs ikut :).

Anisa Deasty Malela mengatakan...

Ilmunya sangat informatif dan akan sangat bermanfaat, semoga dapat kesempatan ikut serta di event selanjutnya dari BKKBN

Leyla Hana mengatakan...

Penting banget nih mengajak remaja menjadi generasi terencana biar keluarga berkualitas.

Tika Samosir mengatakan...

Betul banget mencintai diri dan keluarga adalah sudah hukum alam. Bagus ya acaranya semoga next ikutan.

Lubena mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Mporatne mengatakan...

Bencana jangan sampai deh terjadi. Cinta suci, tidak harus di kotori sama napsu

Lubena mengatakan...

Memang yah banyak anak banyak rejeki, tapi kalau tidak terencana dengan baik kasian juga anak-anaknya