Selamat Datang Sobat, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya... ^_^
Monarch Butterfly 2

Sabtu, 12 Agustus 2017

Menikmati Keindahan Karya Seni Lukis Koleksi Istana "Senandung Ibu Pertiwi"

Pameran Lukisan 'Senandung Ibu Pertiwi'
Seni adalah berkarya, begitu banyak bidang yang bisa ditekuni dan dari semuanya memiliki filosofi serta makna tersendiri. Tak terkecuali adalah seni lukis yang bukan sekedar tentang menggoreskan kuas di atas kanvas, tetapi semua ungkapan akan keindahan. Apakah Ingin menikmati beragam puluhan maha karya seni lukis yang selama ini tersimpan apik di istana ? Maka hadirilah pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan bertajuk Senandung Ibu Pertiwi.

Pameran ini diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia dan berlangsung mulai tanggal 2 hingga 30 Agustus 2017. Terbuka untuk umum secara gratis, jam kunjungan dimulai pukul 10.00 sampai pukul 20.00 WIB, untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung biasanya akan diterapkan sistem perkloter dengan durasi waktu tertentu. Acara yang kali kedua diadakan ini bertempat di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur 14, Jakarta Pusat. Lokasinya pun sangat strategis, jika menggunakan transportasi publik seperti transjakarta, maka bisa turun di shalter Gambir 2. 


Galeri Nasional (Doc.Pri)
Sepanjang pameran dilaksanan, terdapat  beberapa kegiatan yang juga bisa diikuti oleh masyarakat, di antaranya:
1.    Workshop Melukis Tas Kanvas Bersama Penyandang Disabilitas (10 Agustus)
2.    Diskusi Para Pakar: Menjaga Ibu Pertiwi (19 Agustus)
3.    Lomba Lukis Pelajar Tingkat Nasional (26 Agustus 2017)
4.    Workshop Menjadi Apresiator Terhebat se-Jabodetabek (29 Agustus 2017)
5.    Tur Galeri, setiap Sabtu dan Minggu.

Pada rabu lalu, 09 Agustus 2017 Saya berkesempatan menghadiri Pameran Lukisan Istana Kepresidenan bersama sebuah organisasi Jadi Mandiri yang mengajak untuk berinovatif sebagaimana terapan dalam revolusi mental agar menjadi pribadi yang berdedikasi secara mandiri. Saat memasuki ruang pameran, cukup ketat peraturannya. Karena ada beberapa larangan yang mesti dipatuhi seperti tidak boleh membawa barang apapun kecuali handphone dan dompet. Seluruh barang bawaan wajib dititipkan, adapun untuk pengambilan gambar hanya diperkenankan menggunakan kamera handphone tanpa flazz.

Memasuki ruang pameran juga harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Agar mempermudah, sebenarnya bisa dengan melakukan registrasi by online untuk mengantisipasi panjangnya antrian. Caranya dengan memilih hari dan jam berkunjung yang diinginkan kemudian setelah mendapat kode booking, berarti registrasi sudah diterima. Prosesnya bisa melalui aplikasi bek-id (android apps) atau halaman website www.bek-id.com. Dan harus di ingat jika nomor registrasi tersebut hanya berlaku untuk sekali masuk.

Ruang Pameran Seni Lukis Koleksi Istana

Melangkah ke dalam ruangan, setelah pemeriksaan detector, Saya menjumpai beberapa guide yang jumlahnya cukup banyak, dengan seragam nuansa merah putih yang tak akan ragu menjelaskan detail dari koleksi disana. Memasuki sudut pertama, pandangan Saya teralihkan oleh sebuah lukisan besar bertema Eropa. 
Lukisan Perkawinan Rusia (Doc.Pri)
Di jelaskan, bahwa lukisan tersebut hanya miniaturnya, sebab lukisan yang aslinya berukuran.besar sekitar (295 x 450 cm) yang lokasi peletakannya ada di Istana Bogor ini cukup riskan untuk di pindah-pindahkan. Bercerita tentang perkawinan adat rusia dari pelukis ternama sekitar abad 19, Konstantin Egorovick Makovsky. Lukisan ini telah berusia lebih dari 125 tahun merupakan hadiah rakyat Rusia melalui pemimpin Uni Republik Sosialis Soviet.

Pameran ini merupakan gambaran Ibu Pertiwi sebagai tanah air. Mengandung filosofi kekuatan di dalamnya yang terdapat berbagai macam potensi. Hal ini bisa terlihat dari lukisan yang dipamerkan merupakan bentuk dari keberagaman bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku, ras, agama yang semakin utuh dan kuat. Mewakili sifat-sifat mulia, merangkul perbedaan, dengan memberi ruang keadilan bagi semua agar dapat saling memahami satu sama lain.
Satu sudut pameran (Doc.Pri)

Ada sekitar 48 karya dari 41 seniman yang dipamerkan dan satu sama lain saling berkaitan. Terbagi dalam empat tema yakni 12 lukisan keragaman alam, 11 lukisan kehidupan keseharian, 15 tradisi dan identitas, serta 10 lukisan bertema mitologi dan religi. Seluruh karya adalah koleksi Istana Negara di Jakarta, Istana Merdeka di Jakarta, Istana Bogor di Bogor, Istana Cipanas di Cipanas, Istana Tampak siring di Bali, dan Istana Gedung Agung di Yogyakarta.

Sebenarnya, tak hanya lukisan saja yang ada dalam pameran ini. Di satu ruang juga memamerkan dokumentasi menarik perihal seniman tanah air dan beberapa arsip yang terkait dengan Presiden pertama RI, Bung Karno. Adapun tujuan dari digelarnya pameran ini adalah memperkenalkan koleksi Istana Negara kepada masyarakat untuk dapat memaknai kekayaan seni dan memandang lebih jauh untuk menghargai sebuah histori.
Arsip & dokumen di Pameran (Doc.Pri)
Setiap lukisan yang dipamerkan memiliki cerita, karya-karya perupa ternama yang dimiliki Indonesia seperti Basoeki Abdullah dengan salah satu lukisannya 'Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul', ada pula Raden Saleh Syarif Bustaman dengan karya 'Harimau Minum' yang bernuansa kelam, Barli Sasmitawinata dengan 'Perempuan Berkebaya', Itji Tarmizi dengan judul lukisan 'lelang ikan' yang menggambarkan kehidupan sosial masyrakat kaya dan miskin serta beberapa pelukis kenamaan lainnya.

Dari sekian banyaknya lukisan yang dipamerkan, ada beberapa lukisan yang membuat Saya cukup tertarik dalam pandangan awam dan sekedar penikmat seni.

1. Keluarga Tani karya Kosnan


Keluarga Tani (Doc. Galeri Nasional)
Bagi Saya karya yang dibuat sekitar tahun 1962 ini menggambarkan kehidupan keluarga tani yang sangat sederhana dengan motif mozaik-mozaik yang dipadankan. Melihat keseluruhan lukisan lainnya, karya ini adalah satu-satunya yang berbeda.

2. Bertamasya Ke Dieng Karya Kartono Yudokusumo


Bertamasya ke Dieng (Doc.Galeri Nasional)
Dalam karya yang dibuat sekitar tahun 1949 ini cukup berani memainkan warna. Sehingga hasilnya tampak lebih cerah dan hidup dengan menggambarkan keceriaan bermain di bentangan alam keindahan Dieng.

3. Penari Pria dan Wanita (terpisah) Kalimantan Timur Karya Wardoyo
Penari Kalimantan (Doc. Galeri Nasional)
Lukisan yang dibuat tahun 1983 ini memiliki tekstur halus, sehingga jika memandangi dari jauh goresennya justru tampak seperti sebuah foto, padu padan cat minyaknya menyatu sempurna di atas kanvas. Mewakili sebuah seni Indonesia dalam keindahan dan corak budaya setempat.

Nah, jangan lewatkan kesempatannya, segera ke #GalnasYuk , jangan lupa ajak sanak keluarga, saudara dan teman untuk bisa menyaksikan langsung pameran lukisan bersejarah koleksi Istana. Nikamati senandung Ibu pertiwi dalam setiap goresan lukisan yang dipamerkan di Galeri Nasional (selama periode event). Temukan banyak pengalaman dan pelajaran berharga dari karya-karya seni berkualitas tinggi.

24 komentar:

Anisa AE mengatakan...

Lukisannya cantik2. :o

Esti Sulistyawan mengatakan...

Wah, pengen ke sana. Pengen lihat. :D

Dian Restu Agustina mengatakan...

Makasih infonya Mbak,..sampai tanggal 30 Agustus ya, bisa kesana nih..:)

mpo ratne mengatakan...

Koleksi lukisan keren dan keren juga menjaga maha karya ini tetap bisa di nikmati oleh orang lain. Asik yuk Kesana mumpung gratis

Rahmi mengatakan...

Apik2 lukisannya, sayang pamerannya jauh dr tempat tinggal, hiks

Tira Soekardi mengatakan...

kalau aku suka lukisan naturalis dibanding yang abstrak krn yg naturalis bisa mengerti apa maksud pelukisnya

Uni Dzalika mengatakan...

god thanks saya bisa ikut hadir dan mlihat langsung pameran tersebut, takjub! suka dengan visual surreal yang ditampilkan, magis.

Sonya Tampubolon mengatakan...

saya sempat bingung mau menuangkan pengalaman berharga kemarin itu ke dlm kalimat-kalimat di blog. aslinya memang tak terkatakan ya? harus liat langsung deh beneran ^__^

Helenamantra mengatakan...

Siti...lihat deh foto pertamamu yg lukisan di lelang ikan. Wondering pria berpeci itu Pak Harto.

Siti Nurjanah mengatakan...

Karya Seniman Indonesia yg kreatif

Siti Nurjanah mengatakan...

Hayuu mba. Datang ke Galeri nasional y

Siti Nurjanah mengatakan...

Iya..mba. nah kan mumpung msh terbuka kesempatan

Siti Nurjanah mengatakan...

Wuapik ya mpo..setiap goresannya ada filosofi dan ceritanya

Siti Nurjanah mengatakan...

Hayoo mba, jgn lewatin kesempatan saat bertandang ke Jakarta

Siti Nurjanah mengatakan...

Sama mba. Lbh mudah dipahami dan diterjemahkan

Siti Nurjanah mengatakan...

Bersyukur bgt ya dpt kesempatan luar biasa. Lukisan yg terpajang di istana bisa kita saksikan langsunh

Siti Nurjanah mengatakan...

Biar kian terasa memori takjubnya ya mba

Siti Nurjanah mengatakan...

Sayapun sempat berpikir demikian. Tp dijelaskan sama pemandu, Bpk berpeci itu mewakilkan tengkulak (org kaya) yg mw membeli hasil dagangan nelayan dg harga murah

Utie adnu mengatakan...

Datang k sini baru tau kalau bung Karno itu jago lukis Dan bisa Liat lsg lukisan nyi Roro kidul

Helenamantra mengatakan...

Eh komenku udah masuk apa belum sik? Untungnya ada pemandu yg jelasin lukisan di sini. Aku ga bingung-bingung amat hadir di Pameran lukisan

Ahmed Tsar mengatakan...

Masih banyak pengetahuan yg belum diketahui, baru tahu saya di pameran. Ternyata Lukisan-lukisan itu punya cerita behind the story-nya sendiri

Rach Alida Bahaweres mengatakan...

Lukisan digital yang pertama kali terlihat tuh "wow" banget, mba. Walaupun tak bisa lihat aslinya tapi versi digitalnya pun udah bikin kagum

Kornelius Ginting mengatakan...

Kalau ada waktu mungkin saya akan berkunjung ke sana untuk ke 2 kalinya bersama pasangan.

Nita Lana Faera mengatakan...

Seneng banget udah bisa lihat pameran lukisan dg berbagai tema ini. Moga tahun depan ada lagi dg tema yang makin beragam.