Para narasumber (Doc.Pri) |
Sering sekali Saya mendengar dan membaca sebuah berita yang mengisahkan anak-anak berkebutuhan khusus seakan tersisihkan dari kehidupan juga dari lingkungan. Tidak menutup fakta bahwa hal semacam ini masih sering terjadi. Padahal sebenarnya mereka yang berkebutuhan khusus umumnya memiliki kelebihan memori visual yang sangat kuat dimana biasanya lebih mudah mengerti dan mengingat sesuatu berupa gambaran visual dibandingkan hanya berupa kosa kata, dan kelebihan di atas rata-rata anak normal umumnya ini jika dimaksimalkan oleh orang tua akan menjadi pembekalan diri bagi si anak nantinya untuk menjadi lebih mandiri.
Melihat fenomena kesenjangan yang umum terjadi di tengah masyarakat maka Interface.BPN dan Optima Media di bawah naungan Navaplus Grup membentuk sebuah program bertajuk KITA SAMA yang diluncurkan pada hari Selasa, 28 Februari 2017 bertempat di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Tujuannya adalah menyebarkan pesan kepada masyarakat luas bahwa Anak berkebutuhan Khusus memiliki kesempatan yang sama seperti anak-anak Indonesia pada umumnya.
Narasumber sesi -01 ( Doc.pri ) |
KITA SAMA diharapkan bisa menjadi media untuk membentuk dan mengubah pola pikir serta penilaian baik kepada masyarakat maupun orang tua bahwa anak berkebutuhan khusus seperti tak jauh berbeda dengan anak normal. Sebagaimana yang disampaikan Bapak David Wibowo selaku Presiden Direktur Navaplus Grup "Anak-anak ini patut diberi hak yang sama seperti anak pada umumnya. Untuk terus di gali potensinya,"
Dalam acara Press Conference Peluncuran program KITA SAMA dihadiri juga oleh Kang Harris yang memiliki anak berusia 22 tahun berkebutuhan khusus dan mulai menyadari ketika si anak berumur 3 tahun dengan perkembangan yang lebih lambat dari anak normal umumnya. Tak jauh berbeda, seorang public figur Ibu Ferina Widodo juga memiliki anak berkebutuhan khusus dimana saat ini telah berusia 23 tahun dan membuktikan sebuah prestasi yang cukup membanggakan karena berhasil kuliah di salah satu Universitas Negeri di Indonesia. Sosok orang tua seperti ini semakin membuktikan bahwa anak berkebutuhan khusus ini memiliki sisi spesial yang tidak biasa. Mereka berkisah tentang jatuh bagun,perjuangan,rasa optimisme untuk membentuk kepribadian mandiri bagi si anak, dengan semangat yang tak menyerah hingga kemudian bisa menjadi inspirasi bagi keluarga lainnya.
Narasumber sesi - 02 (Doc.pri) |
Seorang psikolog muda dari Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima memaparkan " Anak-anak dengan kebutuhan khusus ini bisa berkembang lebih optimal melalui jalur pendidikan yang tepat dan tentu saja dukungan support positif dari orang tua serta keluarga yang akan semakin membangkitkan rasa percaya diri kepada si anak untuk terus belajar dan berkembang." Salah satu penyaluran bakat dan ekspresi bagi mereka adalah melalui art theraphy yang kian lama akan semakin membangkitkan keterampilan dan adaptasi terhadap lingkungan sosial. Keistimewaan lainnya sebagaimana penelitian puluhan kali yang di lakukan oleh Dr Lauren Mottron (2011) menyatakan bahwa otak anak dengan kebutuhan khusus sangat baik dalam mengingat dan menganalisa, fokus serta teliti terhadap sepsifikasi suatu bidang.
Narasumber Sesi -03 ( Doc.pri ) |
Melalui program KITA SAMA ini dengan dukungan beberapa pihak Navaplus Grup, Yayasan Autisma Indonesia, Tiga Generasi, Peduli Autisme, IRIS Indonesia, Pathfinder dan lain-lain memulai program lomba khusus yang ditujukan bagi anak-anak berkebutuhan khusus yakni lomba foto bercerita dan lomba menggambar berwarna. Lomba ini dibuka secara umum di seluruh Indonesia diadakan sebulan penuh dan di mulai sejak awal peluncuran program ini hingga datu bulan ke depan. Menghadirkan Ibu Maya Sujatmiko sebagai kurator dan konsultan seni serta Bapak Willy Yoh yang berprofesi sebagai dosen dan pecinta fotografi.
Adapun syarat lomba yang bisa di ikut sertakan untuk lomba foto bercerita bisa di ikuti oleh semua WNI yang memiliki kerabat berkebutuhan khusus dengan Rangkaian foto 3-6 foto dan setiap karya foto harus disertakan dengan cerita (caption) yang mengandung minimal 200 kata.
Sedangkan lomba menggambar berwarna syarat pesertanya adalah Anak-anak penyandang autisma atau berkebutuhan khusus dengan usia maksimal 15 tahun, ukuran kanvas wajib minimum 25x30 cm, ukuran kertas gambar minimum A3 (200gr), media lomba menggunakan kertas gambar dengan crayon wax/lilin atau crayon oil pastel.
Masing-masing karya pada masing-masing lomba dikirim melalui email keprogramkitasama@gmail.com dan melalui Instagram dengan menyertakan tagar #FOTOKITASAMA dan #GAMBARKITASAMA mention ke @programkitasama.
Pengumuman pemenang pada Mei 2017 dan berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai, paket dari Indomilk, paket dari Three,merchandise lainnya dari para pendukung program.
Jika kita mau mengulik sejarah, para tokoh ilmuwan ternama dunia pun pernah di sisihkan lantaran dianggap autisma. Namun berkat kegigihan orang tua yang tekun memberikan pengajaran bisa terlihat sendiri bagaimana prestasi yang mereka ukir hingga menjadi seseorang yang memiliki peran tak biasa.
Perhatian terhadap anak autis memang terasa kurang, ini dapat dilihat dari minimnya sekolah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus tsb. Semoga pemerintah bisa lebih aware lagi terhadap mrk.
BalasHapusBimbingan orangtua dan guru bisa membuat mereka jadi hebat
BalasHapusanak2 tersebut perlu bimbingan yang khusus, agar kelak mendapatkan keahlian sesuai yang di inginkannya..
BalasHapusprogramnya sangat keren dan membantu banyak para autis. saya mendukung penuh...
Keluarga harus bisa membantu untuk mewujdukan anak autis ya mba
BalasHapusSuka sedih ya lihat mereka kadang mereka juga jadinkorban pelecehan seksual
BalasHapuswah ada lombanya ya, mba Siti. peluang buat anak-anak biar bakatnya tersalurkan. :)
BalasHapusSalut banget sama orang-orang yang sabar membimbing orang-orang yg berkebutuhan khusus ya, Sit.
BalasHapusanak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama dengan anak yang normal.
BalasHapusInspiratif sekali ulasanya mba, semoga berkah ya mba ;)
BalasHapusSalam dari
www.fennysugih.com
Semoga anak2 yang berkebutuhan khusus semakin mendapat perhatian ya Mbakk..
BalasHapusSesiiih memang, apalagi kalau melihat pelayanan umum yang kurang ramah dengan orang yang dengan keadaan seperti itu.
BalasHapusAnak berkebutuhan khusus pun ternyata bisa berprestasi. Dengan adanya lomba seperti ini semoga talenta mereka semakin berkembang.
BalasHapusMenginspirasi sekali Mbak. Ponakanku ada yg abk, nggak terlihat, semua tampak normal. Tapi dia tergantung sekali sama ibunya, harus konseling Mbak
BalasHapusSemoga dengan adanya acara ini semakin membuka mata dan hati masyarakat luas, bahwa ABK tidak seharusnya dinomorduakan.
BalasHapusPada dasarnya setiap anak memiliki kelebihan masing-masing
Anak autis itu biasanya nilai psikotesnya jauh di atas rata-rata, lho. Sebagian mereka ada yang cerdasnya jauh melebihi anak-anak normal pada umumnya.
BalasHapus